Mohon tunggu...
Wartawan Bangkotan
Wartawan Bangkotan Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencoba melihat peristiwa dari sudut pandang yang lain

Wartawan biasa yang tidak pernah mau pensiun menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pak Tjip dan Bunda Rose yang Saya Kenal

31 Oktober 2024   22:42 Diperbarui: 31 Oktober 2024   22:47 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ISBN diberikan oleh Badan Internasional yang berkedudukan di London. Di Indonesia, ISBN diberikan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. ISBN sendiri tidak wajib untuk buku yang diterbitkan, namun buku yang memiliki ISBN akan lebih mudah dikenal dan diakui. 

 

Bagi saya, Pak Tjip dan Bunda Rose adalah ibarat "sumber mata air yang tidak pernah kering". Terus memberi kesegaran dalam setiap tulisannya. Bukan itu saja, kedua pasangan suami istri ini termasuk rajin "blog walking" atau jalan-jalan ke tulisan orang dan memberi komentar. Tentu komentar positif dan mengandung memicu semangat bagi penulisnya.

Saya sendiri mengaku kalah. Meskipun bukan hanya saya dan istri Bunda Sitti Rabiah menulis di Kompasiana, tapi juga saya "racuni" hobby menulis ini pada putri bungsu saya Fifi SHN. Tokh meski sudah turun "full team" (saya, istri dan anak) tetap tidak bisa mengejar bagaimana produktivitas Opa dan Oma kita ini dan berliterasi.

Siapa Sebenarnya Pak Tjip?

Dari sekian banyak tulisan Pak Tjip dan Ibu Rose, ternyata tidak semua mengungkap dengan terang benderang bagaimana kehidupan pribadi keduanya, terutama diri Pak Tjip sendiri. Justeru saya menemukan disaat jelang "deadline" di grup WhatsApp. Yang "membongkar" adalah teman penulis sendiri.

"Aduh.... biodata Opa dan Oma bocor ya anandaku? Hahaha...Ya nggak apa-apa. Nggak ada rahasia negara hahaha..," jawab Opa, sapaan hormat untuk Pak Tjip.

"Hehe Opa Saya sekarang baru tahu kenapa Opa hebat bisa kuat membuat 7 ribu lebih artikel, ternyata pernah jadi Pemred Gema Don Bosco. Don Bosco, dengar namanya aja yang terbayang adalah anak-anak dari sekolah pintar," kata penulis tersebut berterus terang.

"Aduh.. kisah hidup Opa tahun 1960 juga dapat ya anandaku?  Wuih....gawat nih hahahaha..," balas Opa Tjip.

"Ada satu kesamaan Nyai Muthiah (editor buku ini) dan Opa Tjiptadinata, sama-sama jago bela diri. Opa Tjipta bisa membelah empat papan tebal - memecah kelapa berbatok dgn tangan kosong. Sedang Nyai Muthi bisa cek Khodam, ehh, membanting orang dengan teknik Wing Chu...ciatt,".

Dari grup WhatsApp juga saya mendapat informasi lain tentang Pak Tjip. Anggota keluarga dekat Opa Tjipta ternyata salah satu tokoh militer AL yang disegani. Seleb marinir Kolonel Edy Effendi dan putrinya Nitasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun