Memasuki daerah Jonggol ke arah Cianjur, mulai terasa padat merayap akibat banyaknya kendaraan (besar dan kecil) serta motor yang melintas.Â
Sekitar jam 18.00 sore ba'da Magrib rombongan sudah memasuki Cianjur menuju Cipanas. Nah....di sinilah mobil rombongan mulai tersendat merayap, kami berkomunikasi dengan rombongan yang berangkat lebih awal dengn bus dan mobil pribadi.Â
Info dari mereka sudah ada yang tiba di lokasi acara sejak jam 15.00 sore tapi pakai ojek motor pangkalan karena bus tidak bisa masuk dan menanjak. Lokasinya di daerah ketinggian, ada juga rombongan yang pakai mobil pribadi terpaksa harus putar balik (pulang) karena  keburu stress di tengah kemacetan. Hari itu sudah lebih 5 jam tidak bisa naik atau maju lagi ke arah Puncak.
Rombongan kami yang berjalan merayap di daerah Cipanas sampai puncak pass sekitar jam 21.00 malam. Kendaraan sudah tidak bisa bergerak lagi. Apa boleh buat kami terpaksa istirahat dalam mobil sambil dengar info dari rekan lain yang sudah tiba di lokasi acara dan juga monitor dari radio.
Kami juga sempat ngobrol dengan penduduk sekitar terkait situasi kemacetan di Puncak yang katanya baru kali ini terjadi kemacetan parah (HOROR) seperti ini. Bahkan ada info adanya wisatawan yang meninggal dunia terimbas kemacetan ini.
Kami jadi teringat tragedi TOL BREXIT (Brebes Exit) beberapa tahun lalu menjelang Idul Fitri yang sampai merenggut 15 org meninggal dunia.
Barulah sekitar jam 8 pagi harinya tanggal 16 September 2024, kendaraan baru mulai bisa bergerak meskipun masih merayap. Rombongan juga sudah sepakat apabila jam 10.00 pagi belum bisa mendekati lokasi acara, terpaksa kami teruskan pulang saja mengingat rombongan di lokasi acara juga separuhnya sudah pulang.
Sekitar jam 11.00 siang rombongan baru bisa melewati pasar Cisarua yang merupakan titik PALING PARAH dan sesuai kesepakatan langsung terus ke (pulang) Jakarta karena anggota rombongan sudah lelah. Sementara rekan-rekan di lokasi acara juga bersiap pulang dengan selesainya acara.
Inilah pengalaman saat mengalami kemacetan parah (horor) di Puncak, yang awalnya ingin rekreasi dan ikut Family Gathering, menjadi kekecewaan dan kenangan pahit terjebak macet hampir 24 jam di dalam mobil.
Semoga menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk memikirkan hal ini. Apalagi dikuatirkan bisa terjadi lagi di waktu yang akan datang. Ini mengingat jalur alternatif yang sangat susah serta jalur yabg sejak dulu tidak ada pelebaran. Bukan itu saja, ditambah jumlah kendaraan roda 2 dan roda 4 setiap tahun bertambah ribuan jumlahnya.