Wahai sanubariku
Apakah engkau ingat jalan lurus ditengah hamparan sawah itu?Â
Apakah kamu ingat masa kecil dulu, dimana kenangan indah tercipta dan tersimpan dalam lubuk hati ini?Â
Jujur, jika dibilang rindu, aku adalah orang yang sangat merindukan mu sedari dulu.Â
Hingga mencapai titik dimana engkau dan daku dipisahkan jarak dan waktu.Â
Menghilang dikekang oleh waktu namun diingatkan kembali dengan semua kenangan kita dimasa itu.Â
Aku kembali mencari mu karena kamu adalah sumber kebahagiaan ku.Â
Bak mencari berlian yang hilang, aku sangat bahagia sangat engkau kembali kutemukan.Â
Engkau telah menjelma menjadi wanita dewasa yang anggun bak bidadari yang Tuhan anugrahkan dari surga.Â
Senang rasanya engkau tidak lupa dengan kenangan kita di masa kecil itu.Â
Kabar pilunya, aku mendengar kabar engkau telah bahagia dengan sosok pria jauh disana.Â
Seketika hatiku terluka, hilang arah bagai kapal karam ditengah lautan badai.Â
Sungguh berat bagiku tuk berpisah meski aku tidak tahu nama siapa yang kini terpatri di lubuk hatimu.Â
Perasaan optimis bahwa kau selalu mendoakanku adalah obat penenang ketika aku tengah kesulitan.Â
Harapku pada Tuhan, adalah kembali mempertemukan kita dalam ikatan cinta abadi di dunia dan di surga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H