Irfan Hendrian
Irfan Hendrian merupakan seniman yang memulai karirnya sebagai grafik desainer dan sering bekerja di dunia percetakan. Irfan Mulai masuk dunia seni ketika sering menerima projek sebagai katalog.
Karya yang dipamerkan pada Galeri Nasional berupa instalasi kertas setinggi 3 meter. Kertas tersebut berisi surat-surat adu banding dan surat dari Gubernur Jogja.
Pembuatannya di proses secara industrial, dipotong secara industrial, dicetak secara industrial kemudian digabungkan dengan cara manual. Dalam karya tersebut tersirat tentang aturan tahun 1975 dari Gubernur Jogja yang malarang non pribumi untuk membeli tanah di Jogja .
Iwan Yusuf
Iwan Yusuf merupakan seniman berkelahiran Gorontalo yang kini usianya menginjak 41 tahun, kedua orang tuanya memiliki kondisi geografis yang berbeda yaitu ayahnya dari agraris dan ibunya dari pesisir.
Pada pameran Pascamasa Iwan Yusuf mencoba menggabungkan konsep darat dan laut dengan mengambil konsep dari pohon beringin di alun-alun yang menjulang secara vertikal menggunakan jaring perangkap ikan dan menyatukan sampah laut dari pesisir pantai sebagai akar pohon beringin tersebut.
Makna yang ingin disampaikan oleh Iwan adalah tentang keperihatinan suara aktivis lingkungan yang selalu kalah dalam menyampaikan kedaruratan tentang lingkungan.
Meliantha Muliawan
Meliantha Muliawan seniman wanita lulusan dari Institute Teknologi Bandung pada tahun 2014. Sejak tahun 2015 Meliantha sudah mengeksplore secara otodidak medium-medium 3D dan medium campur.
Siratan dalam karya yang dipamerkan oleh Meli merupakan refleksi diri untuk sesekali kita kembali kemasa kecil. Untuk menyadarkan dan menghargai kejujuran dan dorongan dalam berkarya, sebelum menjelajahi isu dan konteks lainnya.
Menurutnya banyaknya informasi yang diberikan sering kali malah menimbulkan suatu kebingungan. Minibeast merupakan sebuah projek yang di lewati oleh Meli selama dua tahun trakhir.
Nesar Eesar
Nesar Eesar Merupakan seniman pria berkelahiran Afganistan tahun 1988. Nesar lahir dalam lingkup keluarga yang cukup religius dari kake, ayah dan saudara merupakan seorang ulama.
Dalam karyanya Nesar menyiratkan perjalanannya saat menjadi pengungsi yang berpindah-pindah karena situasi perang. Dalam medium yang Nesar siratkan lebih berfokus kepada kebingungan pada suatu jalan dimana dia dan jutaan orang lainnya meninggalkan tanah air yang dicintanya demi mendapatkan kehidupan yang nyaman dan damai.
Nona Yoanishara
Seniman yang kerap disapa Sarah ini memiliki ketertarikan dalam dunia future, science dan teknologi. Fokusnya saat ini adalah pada Neuroscience atau ilmu yang mengungkap tentang misteri otak.
Dalam karya yang di pamerkan, Sarah berfokus pada ruang, waktu dan kesadaran yang saling berkaitan dalam pemahaman manusia terhadap realitas.
Dalam Kajian Neuroscience, otak berfungsi sebagai pusat kontrol kesadaran manusia. Dan melalui penelitian Neuroscience kita dapat menyelidiki begaimana otak memperoses informasi tentang ruang dan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!