Mohon tunggu...
Nur Taufik
Nur Taufik Mohon Tunggu... Guru - Blogger - Guru

Calon Journalist

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keresahan Terhadap Pengamen Liar yang Arogan dan Kian Merajalela

28 Desember 2023   08:46 Diperbarui: 28 Desember 2023   16:58 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar. Kompasiana Suwarnadwipa.

Kejadian ketiga adalah kejadian yang paling baru, tepatnya disaat saya sedang menanti seseorang di Stasiun Jakarta Kota untuk menuju Pantai Ancol yang berada di Jakarta Utara.

Setibanya di stasiun saya berfikir untuk bersantai ria di halaman Stasiun Jakarta Kota, karena pikir saya sudah bagus dan nyaman setelah di renovasi, akan tetapi belum lama saya duduk bak umpan disambar ikan sang pengamen langsung datang dengan tanpa sopan santun di hadapan saya.

Saya memberinya lambaian bahwasannya saya tidak akan memberi, langsung di sambar dengan jawaban yang sangat cepat memotong lagu yang tengah dia nyanyikan " Ya elah bang ga ada uang kecil bisa kembalian" Jawab sang pengamen. Di kepala saya muncul tanda tanya?? karena saya tidak mengatakan hal apapun. 

Karena malas mendengar nyanyian yang tidak jelas apa lagunya saya segera memberikan uang Rp.5.000 sambil berkata " Nih kembali Rp.3.000". Dengan wajah masam dia memberikan kembalian, tetapi tidak sesuai yaitu hanya Rp.2.000. Karena malas menanggapinya kemudian saya biarkan saja, toh hanya Rp.1.ooo saja.

Sumber gambar detikNews Rengga Sancaya. 
Sumber gambar detikNews Rengga Sancaya. 

Dari ke-tiga kejadian diatas merupakan pengalaman pribadi yang mungkin pernah juga dirasakan oleh beberapa teman-teman semua.

Jika ada yang memiliki hal serupa atau pengalaman yang tidak mengenakkan dari para pengamen silahkan bertukar cerita di kolom komentar yaa.

Dari diri saya pribadi jika pengamen tersebut niat bernyanyi dengan tulus dari awal hingga akhir, lalu ditambah dengan alat musik seperti beberapa pengamen lainnya, saya tidak akan sungkan untuk memberi dan juga mengapresiasi dari usaha dan modal yang mereka berikan.

Dan mungkin maraknya pengamen, ditimbulkan karena beberapa faktor seperti terjadinya ketimpangan sosial antar masyarakat, akses pendidikan yang masih belum merata dan juga akses pekerjaan yang sulit dan sempit.

Semoga untuk kedepannya pemerintah pusat dan daerah terutama Dinas Sosial  bisa kembali berbenah untuk menertibkan para pengamen, pengemis dan gelandangan yang bertebaran diberbagai kota, agar dapat tercipta kenyamanan dan keamanan kepada para wisatawan yang datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun