Pada saat itu sedang dalam perjalanan yang tenang, di depan Pasar Palmerah tiba-tiba naik seorang pengamen, kemudian bernyanyi dengan hanya sebuah botol kosong yang di isi dengan batu kecil untuk dijadikan alat musik.
Suaranya yang fals, nyanyi yang asal bunyi dengan kocrekan suara batu di dalam botol tanpa mengakhiri terlebih dahulu lagu yang dinyanyikan, lalu tanpa rasa malu kemudian dia langsung menyodorkan bungkus permen untuk meminta imbalan dari para penumpang.
Sebetulnya saya tidak ingin memberinya akan tetapi kebetulan pada saat itu saya memiliki pecahan Rp,2.000 untuk menyawernya, ya meskipun lagu yang dinyanyikan tidak jelas dan lebih kepada mengganggu sebenarnya.
Dia terus memintai para penumpang yang belum memberinya dengan terus menyodorkan bungkus permen dengan muka yang masam, sampai akhirnya tiba kepada penumpang perempuan paling pojok yang sedang asik bermain Handphone. " ITU yang di belakang kaga mau ngasih? pelit amat jadi orang " celetuk pengamen tersebut.
Sontak kaget para penumpang mendengar celetukan dari pengamen tersebut, dan tak lama kemudian sang sopir yang mendengar hal itu langsung membentaknya untuk segera turun dari ankot, " Lu mau ngamen-ngamen aje ga usah malak penumpang gue ! Ga tau diri lu udah dibolehin ngamen malah malak " bentak sang sopir.
Tanpa menunggu lama sang sopir langsung menepikan mobilnya agar sang pengamen liar tersebut segera turun dan tidak membuat kegaduhan didalam ankot.
Setelah diturunkan, para penumpang terheran-heran dengan kelakuan dari pengamen liar tersebut, yang mana terlihat sangat tidak tahu malu dengan apa yang dilakukannya.
Pengalaman Ke-Tiga.Â
Di depan Stasiun Jakarta Kota pada 27 Desember 2023 kemarin.