Beralih dari circle pertemanan kita mengangkat problematika yang lebih di sorot lingkup public. Contoh pada kasus ini adalah adanya para petinggi yang seringkali melanggar sumpah janji dalam menjalankan mandat masyarakatnya dengan mengambil hak-hak milik rakyat.Â
Hal ini sudah menjadi suguhan buah bibir bagi masyarakat sekitar. Terlepas dari janji-janji pasca pemilihan umum, atau biasa disebut kampanye. Dimana visi dan misi yang disampaikan jauh dari realita yang diwujudkan. Golongan atas semakin melambung dan golongan bawah yang semakin melemah, bukankah menjadi gambaran akibat keserakahan?Â
Akankah pendidikan moral perlu di gaung-gaungkan dimata para jajaran berkursi tinggi yang mencoba berkedok di balik visi dan misi? Bukankah tumpuan rakyat kecil yang selalu menjerit meminta akan keadilan berupa batuan sosial, justru harus menahan kelaparan lantaran kecurangan itu? Lantas dimana letak nilai moral dan etika baik yang di tunjukan?Â
Dari hal ini kita banyak belajar bahwa moralitas dan etika harus bener-benar dipahami dan dijiwai untuk terus menjadi pribadi yang berjalan sesuai dengan tuntunan.
Mengingat maraknya problematika yang berkenaan dengan nilai etika dan moral di lingkungan masyarakat sekitar, tentunya menjadi sebuah titik tumpu untuk melihat kembali, dan menilai pada diri masing-masing atau dalam kata lain introspeksi diri. Akankah kita sudah memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai norma dan etika yang benar dalam bermasyarakat?
Sebagai seorang manusia memang sudah menjadi fitrahnya, yang tidak luput dari suatu kesalahan termasuk dalam hal moral yang kadang tanpa sadar telah jauh meninggalkan nilai-nilai tersebut.Â
Maka dari itu semua yang terjadi dalam problematika ini dirasa mampu untuk diminimalisir apabila terdapat kesadaran yang tinggi pada setiap individu di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H