Mohon tunggu...
Nur Syamsi
Nur Syamsi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Pelajar Yang Bercita-cita Sukses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensi Nilai-nilai Moral Etika di Masyarakat

31 Oktober 2021   15:09 Diperbarui: 31 Oktober 2021   15:17 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kasus kenakalan remaja, tawuran, juga bullying. Hal ini tentunya bukan suatu anugerah yang menguntungkan jika kita terlibat dalam circle pertemanan semacam ini.

Dalam menjalani hubungan pertemanan tentunya ada sebagian kelompok yang ingin diakui kredibilitasnya, dengan berbagai sanjungan dan pengakuan dari lingkungan sekitar. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memaksakan diri, sebagaimana fenomena social order yakni dengan mengikuti gaya hidup orang lain. 

Demi sebuah pengakuan agar terlihat keren dan kece, dengan tampil modis, nongkrong di warkop siang malam. Hingga lupa dibalik layar ada sepasang manusia yang menukar keringat banting tulang demi mencukupi gaya hidup anaknya. Ada juga sebagian kelompok yang menonjolkan diri dengan kasus bulliying. 

Kasus ini umumnya dilatarbelakangi adanya kesenjangan sosial, antara kalangan ekonomi atas dengan ekonomi bawah. Perbedaan fisik pun tak lupa menjadi suatu bumbu pemanis.

Lalu dimanakah letak implementasi nilai moral yang dimiliki dengan adanya kasus buliying? Bukankah kita semua sama dihadapan Tuhan kita? Namun tetap saja manusia tidak akan terlepas dari fitrahnya.

Dengan melihat peristiwa social order dan kasus buliying diatas, menjadi salah satu pemantik kaum muda untuk hidup dan melakukan euforia berlebih-lebihan. Sungguh bukan sebuah keharusan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Inilah mengapa seseorang harus paham dan memperhatikan pentingnya nilai moral dalam sebuah pertemanan. 

Lingkup pertemanan yang mampu memberi berbagai dampak positif tentunya sangat baik untuk kita miliki. Diantaranya mampu memberi rasa aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan. 

Meskipun dalam sebuah lingkup pertemanan sering muncul suatu kompetisi, bukan berarti menjadi persoalan besar. Akan tetapi cukup menarik, namun jika hal ini terjadi dalam tempo waktu yang berulang juga bukan suatu hal yang baik bahkan kadang malah menjadi bomerang bagi kondisi psikologis.

Adanya persaingan dalam suatu lingkup yang tidak berjeda justru akan menimbukan  rasa iri hati atau dalam bahsa millenialnya insecure. Dimana akan selalu timbul rasa minder atau berkecil hati dari salah satu pihak. Mereka selalu bersaing dan berusaha untuk saling mengalahkan satu sama lain. Yang akhirnya justru memberi kesan suasana canggung dan menegangkan. 

Sering terjadinya persaingan juga akan mengurangi kualitas kenyamanan dalam hubungan lingkup pertemanan. Jika dilihat dari berbagai problema moral dan etika yang dapat timbul dari sebuah circle pertemanan ini tidak menutup kemungkinan bahwa kita bener-benar harus mengutamakan rasionalitas dalam memilih lingkup pertemanan. 

Ini bukan berarti membatasi kita untuk berteman dengan siapapun dan lingkup manapun, hanya saja perlu digaris bawahi dalam menerima dan mempertimbangkan suatu hal, agar tetap berjalan berdasarkan aturan etika dan nilai- nilai moral yang berlaku di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun