Perlahan Aku  terbangun
Dalam sebuah mimpi yang kuharap, kudapatkan senyummuÂ
aku membuka mata namun itu tiada lagi
sekarang aku mulai sadar senyummu mulai menghilang
umurmu mulai bertambah
sosokmu yang ceria mulai menghilangÂ
karena ditelan oleh rasa lelah
kini aku merindukan waktu bersama
aku merindukan,
merindukan ketika engkau tertawa lepas
merindukan cerita bagaimana engkau melewati hari
aku merindukan suaramuÂ
Berpikir apakah waktu bisa diulang kembali
aku ingin kembali
melihat tawa  yang kurindukan
mendengar cerita yang ingin kudengarkan
sosokmu yang bekerja keras sekarangÂ
aku yakin kau lelah
aku yakin kau ingin beristirahat
tapi kau tidak pernah mengatakannya
kau memberikan seluruh tenagamu
kau memberikan seluruh waktumu
kau memberikan seluruh kasih sayangmu
namun, apa yang bisa kuberikan terhadapmu?
kembali aku melihat wajahmu,
wajahmu yang sedih dengan lukaku
wajahmu yang sedih dengan sakitku
wajahmu yang sedih dengan marahku
aku terbayang suatu waktu aku kehilangan dirimu
bukan hanya senyummu
bukan hanya suaramu
aku menangis, tapi mengapa aku tak tersadar akan dosaku terhadapmu
maafkan aku,
aku yang tak sesuai harapanmu
maafkan aku,
atas dosa-dosa yang mengores hatimu
dariku untuk ayah ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H