Model 4C yang dikembangkan oleh Ritchart Church dan Morrison (2011)
Connection -- Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai calon guru penggerak
Setelah mempelajari rangkaian Modul 1 yang terdiri dari: 1.1 Filosofis Pendidikan Nasional, 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, 1.3 Visi Guru Penggerak dan 1.4 Budaya positif sebagai pondasi dalam rangkaian pendidikan yang saya jalani sebagai Calon Guru Penggerak. Kemudian dilanjutkan dengan belajar materi Modul 2, yang berisi 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi dan selanjutnya modul 2.2 Â Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Pada pembelajaran sosial dan emosional, dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional (KSE) yang akan memunculkan perasaan aman, tenang, senang stress berkurang, pikiran menjadi lebih fokus pada pelajaran yang akan di laksanakan serta semakin semangat dalam belajar.
Seluruh komunitas sekolah secara kolaboratif dapat menjalankan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memeperoleh dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat :
- Mampu memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)
- Mampu menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)
- Mampu merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (ketrampilan berelasi)
- Mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggungjawab)
Materi pembelajaran sosial emosional dalam modul 2.2 ini sangat menarik untuk dipahami dan diterapkan. Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlaq mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi murid. Adapun kompetensi sosial merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan, murid, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah.
Pembelajaran sosial emosional menyadarkan diri saya bahwa menjadi seorang guru itu bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja pada murid. Sebagai guru, saya harus mampu mengenali diri, memanajemen emosi serta perilaku, berempati pada orang lain, menjalin hubungan yang sehat, dan mampu untuk menentukan pilihan secara bertanggung jawab. Dengan PSE, guru dapat mempersiapkan murid untuk memiliki kekuatan dan kesiapan untuk menyelesaikan setiap masalah hidup yang dihadapi dengan tenang dan belajar tanpa adanya tekanan atau stress.
Hal ini juga dapat kita terapkan pada murid dalam pembelajaran di kelas atau dengan rekan sejawat kita. Penerapan PSE baik di dalam kelas atau di sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman baik di kelas maupun di sekolah. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (weel-being) murid secara optimal.
Sebagai seorang guru, mengenali diri sendiri, mengendalikan emosi dan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab sangatlah penting, sehingga saat seorang guru menghadapi suatu kondisi yang sangat rumit atau penuh tekanan, seorang guru dapat menyelesaikan permasalahan atau kondisi yang ada dengan sangat baik dan penuh rasa percaya diri dan tanpa tekanan. Melalui PSE, guru diberikan wawasan bagaimana semua itu dapat dilakukan, baimana menjalankan peran guru penggerak dengan penuh rasa percaya diri, pengendalian emosi yang stabil dan mengambil keputusan yang bijaksana.
Challenge -- Adakah ide, materi, atau pendapat dari narasumber yang bebeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini
Berkaitan dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional, maka pemahaman akan pembelajaran diferensiasi harus didukung dengan penguasaan sosial emosional dari guru terhadap perbedaan karakteristik murid yang sangat bervariasi, sehingga seorang guru dapat benar-benar memahami murid dan menjadi penuntun bagi murid untuk mendapatkan pembelajran bermakna. Banyak contoh nyata yang menjadi bahan diskusi saat berdiskusi di ruang kolaborasi berlangsung dan hal ini membuat pencerahan baru bagi setiap calon guru penggerak.
Sebagai seorang guru kita harus dapat menyadari emosi yang ada dalam diri kita serta mampu menempatkannya dengan baik. Sejujurnya, materi ini sangat menantang bagi saya untuk mempraktikkannya. Saya masih kesulitan untuk bisa mindfullness di kelas. Terkadang, saya tidak dapat fokus dan hadir secara utuh dalam satu kegiatan.
Namun, setelah sesi diskusi dalam ruang kolaborasi dan kita diajak untuk berlatih mindfullness, sedikit demi sedikit saya telah mulai bisa berdamai dengan keadaan, hati dan fikiran untuk fokus pada apa yang dihadapi saat itu. Salah satu teknik yang saya gunakan untuk melatih mindfullness yaitu teknik STOP.
Concept -- Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi calon guru penggerak atau bahkan setelah menjadi guru penggerak?
Konsep-konsep utama yang saya pelajari dalam modul ini yaitu tentang kompetensi sosial emosional (KSE) dan kesadaran penuh (mindfullness). Kompetensi dalam KSE terdiri dari 1) Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan. 2) Manajemen diri, merupakan kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi. 3) Kesadaran sosial adalah sutau  kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda. 4) Keterampilan berelasi, kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan suportif. Dan terakhir 5) Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab, yaitu kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang mendasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa amana, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku yang perlu dilakukan untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.
Untuk menguatkan kompetensi sosial emosional tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan praktik kesadaran penuh (mindfullness). Hawkins (2017:15) menjelaskan bahwa kesadaran penuh itu sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja / sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi oleh rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (yang ada dalam diri ) yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa praktik kesadaran penuh (mindfullness) bukan sebagai solusi pemecahan masalah melainkan praktik yang dapat membantu kita dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi yang sedang dihadapi saat ini, bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah dilampaui. Cara yang efektif agar kita memiliki kesadaran penuh adalah dengan cara banyak berlatih dan mengalaminya sendiri.
Change -- Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?
Setelah mempelajari materi dalam modul 2.2 ini, tentunya saya ingin mempraktikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan di sekolah. Langkah awal yang akan saya lakukan yaitu saya akan berlatih untuk mengembangkan kompetensi sosial emosional dalam diri saya.
Saya harus dapat mengenali diri saya dengan baik, mampu mengelola emosi pada diri sendiri dan berperilaku yang positif, berempati pada semua murid dan menjalin hubungan yang positif, serta mampu mengambil keputusan yang logis dan bertanggung jawab.
Mencoba untuk fokus pada materi / permasalahan yang dihadapi saat itu, tidak terpengaruh pada keadaan masa lalu dan ketakutan dengan masa depan. Selanjutnya, saya akan mencoba menerapkan KSE pada murid yang saya ajar di kelas. Harapannya, murid juga akan memiliki kompetensi sosial emosional yang baik agar dapat menerapkannya dalam berteman dan bermasyarakat. Selain itu, saya akan berkolaborasi dengan rekan CGP lainnya di sekolah saya untuk sharing ilmu tentang PSE. Semoga dengan sharing ilmu ini akan terwujud weel being dan lingkungan belajar yang kondusif di sekolah saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H