Mohon tunggu...
Nur Sofiyah M
Nur Sofiyah M Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa IAIN Jember

Barang siapa yang bersabar, maka dia yang beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren Sebagai Sub Culture Islam Nusantara

14 Mei 2020   09:15 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan sistem ini, pesantren dapat berkembang kembali dengan baik dan cepat sehingga mampu menyaingi sekolah-sekolah Belanda seperti contoh pesantren Tebu Ireng yang memiliki lebih dari 1500 santri. Pada masa ini juga semakin memperteguh kesadaran para kalangan pesantren dan santri jiwa nasionalisme dan islamisme untuk bersatu dan mengatur dirinya secara baik. 

Dampaknya adalah munculnya berbagai organisasi Islam yang ada di Indonesia, seperti Serikat Islam (SI), Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama (NU). Organisasi-organisasi ini bergiat dan bergerak dalam hal membela dan meningkatkan kualitas beragama, bermasyarakat dan bernegara.

c. Perkembangan pondok pesantren pada masa penjajahan Jepang

Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, setelah menundukkan Hindia Belanda pada perang dunia 2. Jepang masuk ke Indonesia dengan gelar "Asia Timur Raya untuk Asia dan semboyan Asia baru". Pada mulanya, jepang masuk ke Indonesia tidak menunjukkan kesadisannya akan tetapi mendukung Indonesia dalam mendirikan pesantren. 

Namun, sikap yang dilakukan jepang hanya kamuflase belaka. Sikap dan kepeduliannya kepada Indonesia hanya siasat semata untuk menghancurkan Indonesia. Jepang menarik simpati orang islam dengan menerapkan kebijakan yaitu membangun Kantor Urusan Agama (KUA), para pembesar jepang sering membantu pondok pesantren besar yang ada di Indonesia, jepang memasukkan ajaran-ajaran yang identic dengan ajaran agama pada sekolah negeri, jepang memberikan kelonggaran kepada islam untuk mengurus organisasi islam. 

Hal itu tidak bertahan lama, karena ada desakan sekutu jepang bukan malah mendukung tapi  berbuat semena-mena dan lebih kejam yaitu dengan memberhentikan seluruh kegiatan pendidikan. Sekolah dirubah dengan kegiatan baris berbaris dan latihan militer

d. Perkembangn pesantren pasca kemerdekaan

Setelah merdeka dari penjajahan jepang dan belanda, para pemuka Negara memulihkan kembali mengembangkan pendidikan sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Pondok pesantren mendapatkan kebebasan dan menghidupkan misinya untuk lebih eksis dan berbenah diri untuk meningkatkan daya saing. 

Pemerintah Indonesia meminta pondok pesantren dengan menerapkan system madrasah.akantetapi di tolak karena para pemuka pesantren curiga karena madrasah merupakan sesuatu yang menyerupai hal yang diterapkan belanda dan jepang. 

Pada tahun 1970-an , terjadi perubahan yang signifikan yaitu pesantren mengalami perkembangan yang menakjubkan disemua wilayah, pada penyelenggaran pendidikan  lebih sistematis. 

Pada era ini, pesantren mulai memasukkan pelajaran formal agar menambah wawasan santri, ada juga yang memasukkan bahasa asing dalam kurikulum pesantren, memperbarui system klasikal dalam pengajarannya. Jadi, pesantren akan menghasilkan pendidikan yang unggul dan dibanggakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun