Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Mandeh, Raja Ampat Tersembunyi di Pesisir Selatan (2)

6 Agustus 2024   20:22 Diperbarui: 6 Agustus 2024   20:26 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Apung di Kawasan Teluk Mandeh (dokumentasi pribadi)

Dari Cubadak ke Sironjong

Snorkeling  di Pulau Cubadak

Snorkeling di Pulau Cubadak  (dokumentasi pribadi)
Snorkeling di Pulau Cubadak  (dokumentasi pribadi)

Belum setengah jam berlayar dari Pulau Setan,  boat yang kami tumpangi menepi tak jauh dari bibir pantai Pulau Cubadak.

Subhanallah. Ikan berduyun-berduyun menyambut kedatangan kami. Saking senangnya, ikan-ikan kecil meloncat  serentak ke permukaan air,  seakan ada yang mengomandoi.  

Kegembiraan makhluk  menggemaskan itu bukan tanpa alasan. Mereka terbiasa dapat jatah dari setiap tamu yang datang. Begitu umpan ditaburkan, mereka adu cepat berebut rezeki.

Dengan menggunakan snorkel seadanya, si Bungsu (anakku), istri dan  tiga anaknya mencebur ke laut. Tentu saja di kedalaman yang disesuaikan.

Mereka  berteriak-teriak kegirangan, dan mengaku puas menikmati  cantiknya panorama di bawah laut, bercanda dengan  ikan yang jinak-jinak merpati.

Terus,  Nenek dan Kakeknya ngapain aja? Ha ha .... Kami berdua cukup menjaga jantung  masing-masing agar tidak copot. Takut terjadi apa-apa pada cucu-cucuku.  Berkali-kali si kakek mengingatkan agar  bocil dibawah 7 tahun tidak turun, tiada mereka gubris. Yang paling kecil 2,5 tahun pun bersikeras minta ikutan.

Ayahandanya bukan melarang. Malah menyemangati. Alasannya, kecintaan terhadap alam harus ditanam   sejak dini. Bukan ditakut-takuti. Yang penting tak boleh lepas dari pengawasan orang tua."  Ya, sudah. Mau bagaimana lagi.

Cliffjumping di Sironjong

Atraksi cliffjumping di Pulau Sironjong  (dokumentasi pribadi)
Atraksi cliffjumping di Pulau Sironjong  (dokumentasi pribadi)
 

Puas beraktivitas di Pulau Cubadak, Depri sang pemandu membawa kami ke  Pulau Sironjong.  Di sini tidak terlihat pantai melandai seperti Pulau Setan dan Pulau Cubadak. Yang ada tebing curam dikelilingi lautan  bening dan dalam.  Di salah satu sisinya  terdapat spot cliffjumping  (lompat tebing) dengan ketinggian, 15 dan 5 meter  dari permukaan laut.  

Duh ..., melihatnya saja napas saya kembang kempes. Tidak demikian dengan si Bungsu dan putra-putrinya (14 dan 13 tahun). Begitu boat berhenti, mereka  bergegas menaiki tangga menuju ke lantai lompatan teratas. Saking tingginya, dari dalam boat terlihat tubuh mereka lebih kecil dari normalnya.

Dalam hati saya berdoa, semoga mereka tidak melakukan hal yang membuat emak/neneknya ini stress. Lagi-lagi saya nyinyir, "Kalau rasanya tidak kuat jangan memaksa diri."

Alhamdulillah, setelah merenung sejenak, mereka mundur teratur, terus turun ke kelas 5 meter. Setiap kali mereka melakukan atraksi, dada saya berdegup kencang. Syukur, aksi di Pulau Sironjong  ini hanya berlangsung kurang  lebih 20 menit.

Kami siap pindah ke Pulau berikutnya. Namun, belum 5 menit  meninggalkan Sironjong, tiba-tiba si Bungsu mengakhiri penjelajahan. Alasannya, masih ada objek lain yang hendak disinggahi di tempat berbeda.  Kemudi segera bertukar haluan.

Ngopi di Rumah Apung

Rumah Apung di Kawasan Teluk Mandeh (dokumentasi pribadi)
Rumah Apung di Kawasan Teluk Mandeh (dokumentasi pribadi)

Sebelum mininggalkan kawasan Mandeh, kami mampir dulu di rumah apung. Istirahat sejenak sambil minum kopi dan teh panas, ditemani camilan ringan. Ada juga yang pesan mie instan. Asyik juga,  belanja sembari dibuai gelombang kecil.

Berbagai sumber menyebutkan, rumah apung tersebut dibangun oleh pemerintah RI melalui Kememterian Kelautan dan Perikanan. Tujuannya  untuk menunjang promosi kapal kargo MV Boelongan.

Kapal milik Perusahan Pelayaran Kerajaan Belanda tersebut tenggelam di perairan Teluk Mandeh,  setelah diserang tentara Jepang melalui udara. Peristiwa naas itu terjadi pada  tanggal 28 Januari 1942. Posisinya di bawah rumah apung sekarang.

Kini bangkai kapal tersebut menjadi  daya tarik  bagi wisatawan dalam dan luar negeri, dan  merupakan salah satu spot diving terbaik di Taman Laut Mandeh.

Untuk mencapai titik lokasi MV Boelongan sangat mudah. Pengunjung cukup meluncur dari  titik penanda (rumah apung)  ke dasar laut.

Nah, bagi kalian penggila wisata bahari, jangan tua dulu sebelum mengunjungi Pulau Mandeh.

Biar tidak nyasar, sebelum ke sana silakan googling terlebih dahulu. Dengan mengetik keyword Wisata Mandeh, kalian  akan dibawa ke gerbang yang dicari.

Sekian dan terima kasih. Semoga inspiratif. (Selesai) ****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun