Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kisah Fenomenal Duku dan Durian di Kerinci Tahun 2024

25 April 2024   22:27 Diperbarui: 26 April 2024   08:20 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durian dipajang dipinggir jalan milik pedagang Desa Simpang Empat Danau Kerinci. (dokumentasi pribadi)

Maret dan April 2024 ini adalah momen spesial bagi masyarakat Kerinci. Usai diterjang banjir besar Januari lalu, Allah SWT membayarnya dengan musim buah-buahan yang melipah ruah. Mulai buah duku, rambutan, manggis, sampai durian.

Buah duku

Duku yang dijual di Pasar Tradisional Desa Tanjung Tanah, Danau Kerinci. (dokumentasi pribadi)
Duku yang dijual di Pasar Tradisional Desa Tanjung Tanah, Danau Kerinci. (dokumentasi pribadi)

Saking banjirnya, bulan puasa kemarin nilai jual duku terhempas ke angka Rp 5-6 ribu per kilo. Padahal harga normal pada musim-musim sebelumnya Rp 15-20 per kilogram. Di awal-awalnya malahan pernah menyentuh angka 25 ribu.

Buah duku, bukan produk asli Kerinci. Dia di drop dari kabupaten lain dalam wilayah provinsi Jambi. Di antaranya, dari Merangin, Tebo, Bungo, Moaro Jambi dan sekitarnya. Tak tertutup juga kemungkinan dari daerah tetangga Sumsel.

Sisanya (durian, rambutan, manggis), ada yang dari luar, banyak juga hasil tani masyarakat Kerinci.

Buah durian dan manggis

Cucu tersayang panen buah manggis di kebun kakeknya (dokumentasi pribadi)
Cucu tersayang panen buah manggis di kebun kakeknya (dokumentasi pribadi)

Sejak minggu ke dua April sampai sekarang durian lokal mulai merajai pasar Kerinci dan Sungai Penuh. Yang dari luar tidak mendapat tempat lagi, seiring musimnya telah berakhir. Kini giliran durian Kerinci yang tampil di permukaan. Jumlahnya membludak, berbarengan pula dengan musim manggis.

Tak heran banyak warga kampung yang menjelma menjadi pedagang durian di pinggir-pinggir jalan.

Harganya pun lumayan murah. Durian yang harga normalnya Rp 25 ribu per biji, kini turun ke Rp 10 ribu. Manggis dari Rp 20 ribu per kilogram menjadi 10 ribu, di tingkat petani cuma 5 ribu rupiah.

Suami saya juga punya sejumlah pohon durian dan manggis di kebun. Yang berbuah cuman beberapa saja. Posisinya di ujung pemukiman penduduk, pinggir jalan raya lintasan Kerinci Bangko. Satu jam naik motor dari tempat kami berdomisili. 

Full aroma, nol rupiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun