Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Aduh, Sulitnya Perjuangan Mengawali Hijrah ke Era Masker

27 Agustus 2020   11:54 Diperbarui: 27 Agustus 2020   11:45 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto DPC

Pemerintah berkepentingan mewajibkan warganya pakai masker. Kelompok yang kontra juga punya alasan untuk menolak.

Sebelum pandemi covid 19 saya juga tidak suka pakai masker.  Alasannya,

1. Ribet dan Risih

Tabiat saya dari muda sampai tua, senangnya  serba praktis. Beraktivitas pakai masker itu ribet bin risih.  Ngomong susah,  bernapas  susah. Teruatama saat panas terik dan di ruang pengap dan sempit.

Pertama mengenakan masker akhir April lalu,  saya sempat sebal pada pegawai sebuah BRI  unit.

Biasanya, manula seperti saya kalau berurusan di bank tersebut dilayani secara khusus.  Jalurnya berbeda dengan nasabah biasa. Meskipun bermuara pada kasir yang sama. Tetapi prosesnya cepat. 

Hari itu, servisnya berbeda. Giliran pembayaran, nama saya  terlewat oleh beberapa nasabah umum. Padahal, buku/berkas  saya duluan sampai di meja kasir. Jauh sebelum mereka-mereka itu datang.

Duakali saya konplain. Jawaban yang saya terima tetap “sabar, Bu.”  

Setengah jam lebih saya bersabar. Dada saya sesak dan sesekali berdegup, susah bernapas, kepala nyut-nyutan. Sekujur tubuh dibasahi keringat. Buka masker? tidak mungkin. Sebab aturan di bank tentang penggunaan masker sangat ketat.  Lagian saya malas kalau ditegor anak muda (petugas).

Saya lepaskan kaca mata. Supaya tidak sibuk ngelap lensanya yang berembun. Tetapi tak banyak membantu. 

Sambil ngomel saya keluar dari ruangan. Terus menuju sebuah tempat praktik tukang cukur. Segera saya tanggalkan masker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun