Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Mini: Bu Pindah yang Tersakiti

24 Agustus 2020   10:54 Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:44 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi : http://giadinh.mediacdn.vn. Diambil dari viawww.hipwee.comlist

“Yuk, Pak! Dah siap!” kata Bu Pindah, seraya merapikan menu makan siang yang telah digelar pada selembar tikar.

Pak Milus berkuap malas. “Lauknya apa!”

“La .... Tadi, kan Bapak minta dibuatkan  urap bunga  kates sama telor dadar,” balas wanita 40 tahun itu.

“Malas, ah. Pait.”

“Ayolah, Pak! Makan telor dadarnya aja. Adek juga tak suka makan sayuran pait.” Bungsu 4 tahun  itu  bergelayut manja di pelukan ayahnya yang sedang nyender di sebuah  kursi.

“Bapak belum lapar. Duluanlah kalian.”

Bu Pindah paham jawaban pria 42 tahun itu. Tabiat yang telah mengurat mengakar pada diri sang suami selama 2 windu pernikahan mereka.

“Ya udah, Dek.  Panggil abang-abangmu. Kita saja yang makan.” Ibu 4 anak itu meradang dalam hati. Dadanya sesak menahan kesal.

Tak lama berselang,  si sulung muncul  dari pintu depan.  “Pak ini dompet Bapak,” katanya sambil menyerahkan benda berwarna hitam itu kepada bapaknya.  

“Kamu dapat dari mana?” tanya Pak Milus kaget. Keningnya berkerut heran.

“Diantar Gana anak Pak Zaenal, pemilik warung nasi yang isterinya teman Ibu itu. Katanya dompet ini tercecer saat Bapak makan di sana barusan.”

Pak Milus bangkit dari duduknya. Dengan wajah malu-malu asam, dia meraba kantong celananya kiri dan kanan. Ternyata memang kosong melompong.

Bu Pindah masuk kamar. Kekesalannya naik ke ubun-ubun. Persendiannya lunglai, bibirnya bergetar menahan perasaan. Dalam hati dia meratap, “Adakah perempuan yang sering disakiti suami di muka bumi ini selain aku?”

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun