Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Motif yang Melatari Pria Mencuri Pakaian Dalam Wanita, Nomor 3 Bikin Ngakak

20 Agustus 2020   22:28 Diperbarui: 8 Juni 2021   06:58 6367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pencuri rumah.(). Sumber foto: kompas.com

Terkuak. Seorang duda pengangguran berinisial SO (40), punya hobi mencuri pakaian dalam wanita.

Peristiwa memalukan tersebut terjadi di Desa Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdangbedagai, Sumatera Utara.

Menurut Kepala Dusun setempat, selama setahun ini kaum hawa di kampungnya resah karena sering kehilangan celana dalam dan bra.

Setelah diintrogasi SO mengakui prilakunya tersebut. Katanya mau dijual. Tapi warga tidak yakin. Jumlahnya lebih satu goni. Ulasan lengkapnya baca di sni.

Pencurian pakaian dalam ini sering terjadi di berbagai daerah. Saya pernah jadi korbannya.

Pelakunya beroperasi ketika pakaian sedang dijemur. Sorenya baru sadar celana dan bra sudah raib.

Baca juga: Ada yang Maling Pakaian Dalam Wanita di Singapura?

Tak jarang juga ketahuannya ketika akan dipakai. Dicari-cari tidak ketemu. Solusinya, beli baru lagi. Tak lama berselang hilang lagi.

Untuk mencegahnya, saat menjemur cucian celana dalam dan bra saya tutup dengan kain lain, hingga tak terlihat dari jauh. Amannya hanya beberapa bulan. Kemudian kasus serupa terulang kembali.

Kejadian tersebut berlangsung kurang lebih satu tahun. Terakhir suami saya menemukan beberapa lembar pakaian dalam teronggok di dalam semak belakang rumah. Semuanya milik saya. Sejak saat itu, tempat jemuran dipindahkan ke dalam rumah.

Menurut informasi yang saya himpun dari beberapa sumber, pencurian pakaian dalam ini dilatari oleh motif-motif  tertentu. Di antaranya;

1. Untuk Praktik Ilmu Hitam

Ilmu hitam atau yang lebih dikenal dengan guna-guna, adalah ilmu yang diamalkan untuk mencelakakan orang-orang tertentu. Biasanya dilatari oleh sakit hati atau balas dendam. Targetnya supaya korbannya sakit, gila, bahkan sampai mati.

Dila bukan nama sebenarnya, seorang bidan desa bertugas di daerah terpencil dalam wilayah J. Setahun lebih Gadis kalem ini menderita penyakit aneh. Kulit wajahnya melepuh seperti terbakar.

Berbagai usaha penyembuhan telah dilakukannya. Namun penyakit tak kunjung ketemu obatnya. Ibunda Dila curiga, kalau anaknya tersebut korban guna-guna.

Kecurigaan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, gadis imud kuning langsat itu pernah menolak lamaran seorang pria beristeri warga desa tempatnya bertugas. Tak lama kemudian, dia kehilangan celana dalam di jemuran.

Baca juga: Terobosan Baru Pemerintah Swiss untuk Mengadakan Pakaian Dalam bagi Tentara Wanitanya

Terlepas dari benar atau tidaknya asal usul penyakit Dila tersebut, sampai sekarang keabsahannya belum terbukti secara klinis. Sebab, sihir ini selalu identik dengan mistisme. Dalam agama, ilmu hitam ini sangat dilarang.

2. Pencurinya Mengidap Kelainan Seksual.

Menurut Ifada Nur Rohmaniah, pelaku pencurian pakaian dalam wanita dimungkinkan memiliki kelainan seksual yang disebut Fetisisme. 

Lebih lanjut konsultan psikologi itu menjelaskan di sini, penyebab Fetitisme belum diketahui secara pasti. Kemungkinan disebabkan oleh pengalaman masa lalu (traumatik) akibat pelecehan seksual.  

3. Untuk Praktik Ilmu Pelet.

Kalau ilmu hitam digunakan untuk hal-hal negatif, maka ilmu pelet agak mengarah pada perbuatan positif. Khusus kaitannya dengan asmara, tujuan pelet adalah untuk memikat hati lawan jenis.  

Zaman dahulu, orang kampung saya sangat  mengagung-agungkan ilmu pelet. Mereka menyebutnya Ilmu Pengasih.

Anak perawan dan perjaka tidak boleh ngomong (mencaci) sembarangan terhadap lawan jenisnya kalau tak mau dipelet. Bisa meraung tengah malam, lho. Minta ketemu sama si doi. He he ....

Kata nenek-nenek kampung, pelaku mengerjain sasarannya dengan menggunakan pakaiaan milik mangsanya. Untuk keperluan ini, boleh jadi wanita mencuri pakaian pria  dan sebaliknya.

Baca juga: Sehat Reproduksi Diawali dengan Ganti Pakaian Dalam Sehari 3 Kali

Baju luaran atau dalaman milik korban dibawa tidur oleh pelaku, dan menganggapnya sosok doi benaran. Ha ha ... 

Guyonannya, "Gilakan dirimu dulu, sebelum dia tergila-gila padamu." Tentu saja dibantu dengan kekuatan dukun spesialis ilmu pelet.

Sekarang, cerita praktik  ilmu pengasih ini telah musnah ditelan zaman. Khususnya di kampung saya. Tenaga ahlinya hanya tinggal nama. Mungkin tulang belulangnya pun sudah lebur menjadi tanah. Yang masih tersisa penuturnya. Jumlahnya pun bisa dihitung dengan jari.

Kalau cowok naksir pada seorang cewek, tinggal nelepon, ajak ngobrol, ajak ketemu, dan seterus dan seterusnya. 

Tentang ilmu pelet, terlepas dari makbul tidaknya amalan tersebut, dianggap cara curang untuk merebut hati seseorang.

Demikian tiga motif yang melatari seseorang punya hobi mencuri pakaian dalam. Pesan saya, "Kalau bukan ahlinya jangan ditiru adegan tersebut, sebab bisa mencelakakan dirimu sendiri." He he .... 

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun