Salah satunya pemilik akun bernama @sudiar_bambang, yang menjuluki beliau kadrunwadon, “Lama2 ibu ini kadrunwadon. Anda ga cocok criwis bgn ibu. Kmbalilah seperti ibu Susi yg dulu.”
Sampai di sini, saya tidak memanjangkan mukadimahnya. Ingin tahu reaksi Bu Susi terhadap serangan tersebut? Silakan mampir di sini.
Sebab, menelisik tutur kata di twitter, terutama jika diseriet-seretkan ke masalah politik, membuat hati nenek tua ini pilu-pilu rindu. Rindu akan kesantunan yang terlanjur mengakar pada anak bangsa ini, jauh sebelum adanya kebebesan yang katanya “merdeka untuk berpendapat”. Kini akar tersebut telah tumbang bersama pohonnya.
Sebagai seorang ibu sekaligus pengidola Bu Susi, saya hanya prihatin atas sikap @sudiar_bambang ini. Kok tega-teganya dia memberikan label tak pantas pada seorang perempuan yang tidak bersalah padanya.
Tidakkah dia berpikir bahwa yang direndahkannya itu adalah seorang perempuan. Sedangkan dirinya lahir dari rahim seorang perempuan. Bukan dari seruas bambu.
Coba kalau ibunya sendiri yang diremehkan bagitu, secara terbuka dan dibaca oleh warga net di seluruh dunia.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H