Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gara-gara Mati Ide, Terbongkar Hoaks yang Mencengangkan

7 Mei 2020   16:03 Diperbarui: 7 Mei 2020   16:10 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: diambil dari kompas.com (2)

“Orang bilang dari internet. Makonyo awak (makanya Anda) itu sering-sering keluar. Supayo tahu masalah dalam dusun,”  balasnya.

“Mak Tuo! Saya tiap hari buka internet. Tiada satu berita pun yang mengatakan bahwa matahari akan berhenti bersinar selama 40 hari 40 malam.

“Kalau memang ado, pasti Allah lebih duluan  memberitahukan kepada umatNya dalam Al Qur-an.  Seperti kabar tentang hari kiamat,” tukas saya.

“Entah lah, sakit kapalokku (kepalaku).  Mana mikirkan fitnah tentang penyakit mimin (kini). Mau ke musala takut keluar rumah,” lanjutnya.

“Kalau penyakit itu berita benaran. Bukan fitnah. Namanya penyakit Corona. Bagus lah Mak Tuo tak berani keluar. Sebab sifat corona pindah-pindah dari satu orang ke orang lain.”

Nenek SS. Foto (NURSINI RAIS)
Nenek SS. Foto (NURSINI RAIS)
Ketika pulang, saya mampir ke tempat Mak Dedy (50)  si penjual beras. Saya tanyakan padanya sejauh mana dia mengetahui tentang isu yang diangkat  nenek SS tadi.  “Saya tahunya dari Emak si Anu. Dia beli beras yang banyak untuk 2 keluarga. Katanya persiapan menghadapi  gelap.”Saya dan Mak Dedy tertwa ngakak.

“Mak Ujang beli 5 kaleng. Beliau ini malah lebih siap. Keperluan dapurnya  sudah  lengkap, setidaknya  untuk stok 1 bulan ke depan.” Lagi-lagi kami tertawa.  Saya pamit pulang.

Hoax memang kejam dan berbahaya. Bahkan bisa lebih kejam darpada Virus Corona. Terutama bagi masyarakat pedesaan yang awam. Mereka orang-orang polos. Tak bisa memilih-milah mana yang fitnah mana yang bukan.

Buktinya,  kebohongan tentang  matahari akan berhenti bersinar 40 hari 40 malam tersebut telah mengobrak-abrik ketenangan masyarakat. Minimal warga di sekitar kediaman saya.  

Karena jarang keluar rumah, saya tak tahu sampai di mana isu ini berkembang.

Sangat disayangkan, para korban hoax yang saya ceritakan di atas, punya anak berpendidikan SMA. Apakah mereka tidak memberitahukan orangtuanya, kalau  kabar tersebut tidak logis dan belum terbukti secara ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun