Maklum, daerah yang terhampar di lembah Kerinci ini bersuhu rata-rata 22,6 derajat Celcius, (Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci Tahun 2016-2020). Relatif dingin terutama pada pagi hari.
Sekarang bocah cewek itu mandi dan keramas sendiri sampai 3 kali sehari. Katanya biar corona yang berani mendekat bisa mabuk, terus mati karena sabun dan shampo. He he ....
2. Mengajarkan Masyarakat Lebih Kreatif
Di depan rumah saya ada sebuah warung nasi kecil-kecilan milik Mak Dul (45 tahun). Saya katakan kecil-kecilan, karena pelanggannya belum banyak.
Sarana dan prasarananya aneka sederhana. Mulai persiapan sambal dan lauknya serba sedikit, sampai ke peralatan makan ala perabotan dapur emak-emak kampung.
Yang menarik, sebelum kasus Covid-19 mendunia, tempat cuci tangan tamunya cuman pakai kobokan model cerek saja.
Kemarin saya kaget. Di luar warungnya sudah tersedia pula wastafel made in suaminya sendiri. Sekalian cairan pencuci tangan. Sangat sederhana. Tetapi meyakinkan bahwa memenuhi standar kesehatan.
Gara-gara corona pula imbauan menggunakan masker disuarakan. Momen tersebut ditangkap oleh para tukang jahit di desa untuk memproduksi masker dengan memanfaatkan kain-kain perca.
Tidak hanya tukang jahit. Emak-emak rumahan pun terpicu jadi kreatif. Kaos-kaos bekas yang masih bersih dan bagus, mereka jahit jadi masker untuk dipakainya sendiri.