Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini Dia! Cara "Gila" Meraih Jabatan, Haramkah?

22 Januari 2020   19:20 Diperbarui: 22 Januari 2020   19:30 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: httpradarkaltim.prokal.co

Terus apanya yang salah? Jawabannya  ya, itu tadi. Dugaan saya Pak Taufik kurang lihai berurusan. Istilah kekiniannya kurang gaul. Katanya, "Lobi sana lobi sini ujung-ujungnya menjilat dan duit."

Menurut saya, anggapan Pak Taufik bahwa melobi itu menjilat dan melulu duit, itu pandangan keliru. Lobi merupakan usaha mempengaruhi orang tertentu untuk memperoleh  tujuan yang di inginkan oleh pelobi. Bahasa umumnya disebut pendekatan. Baik dilakukan oleh individu yang berkepentingan maupun melalui perantara orang ke tiga.

Agar tujuan yang hendak dicapai tepat sasaran, dalam praktiknya melobi selalu diawali dengan pertemuan untuk menjalin komunikasi yang baik. Untuk urusan Pak Taufik, pihak yang harus dia lobi setelah Kepala Sekolah tempatnya mengajar, tentu Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala BKD Kota S dan pihak lain yang terkait.

Komunikasi yang dilakukan pun harus intens. Tidak cukup  sekali dua saja. Apabila dalam prosesnya pelobi  menawarkan sejumlah uang, atau sebaliknya pihak yang dilobi yang meminta, itu ceritanya akan lain.

Tetapi, jika seorang pelobi memengaruhi pejabat atau atasan yang dilobi dengan menonjolkan dirinya dan menjelek-jelekkan  pribadi lain, itu baru namanya menjilat bin cari muka. Makhluk tipe ini berkeliaran di instansi-instansi pemerintah dan swasta.

Jadi, melobi dan menjilat itu jelas beda. Pribadi yang berakhlak tidak akan bermental penjilat.

Nah, cara melobi itu seperti apa? Terpulang kepada yang berkepentingan.  Sesuaikan dengan tradisi setempat. Yang pasti, Bagaimana bunyi gendangnya, seperti itu pula rentak jogetnya. Kalau lagunya berirama dang ndut, tarinya harus ndut-ndutan.

Semasa kuliah salah satu dosen pernah berfilosof, "Kalau semua orang pada gila, cuman  kalian  tidak ikutan gila, maka patut dicurigai kalianlah yang paling gila."

Intinya, kalau Anda memang merasa pantas menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi, perjuangkan. Ikuti  prosedur, barengi dengan usaha maksimamum. Yang penting halal dan tidak merugikan pihak lain. Demi harga diri, kapan perlu boleh sedikit agak gila. He he .... Selamat berkarier.  Salam dari Pinggir Danau Kerinci.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun