Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berhenti Merokok Itu Gampang!

27 September 2019   19:34 Diperbarui: 2 Oktober 2019   03:34 1961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : gayahidupmu.com

Banyak perokok mencoba  berhenti  merokok. Tahannya hanya  seminggu. Kemudian aktif  kembali. Bahkan ada yang sudah melewati perjuangan 6 bulan melawan ketagihan nikotin, terus tergoda lagi.

Hal ini berlaku untuk semua perokok. Pria dan wanita.  Dalam kesempatan ini fokus saya pada penikmat rokok laki-laki.

Begitu kejamnya zat yang ditemui pada Ltembakau ini. Efek ketergantungannya sama kuat dengan heroin atau kokain. Apabila seseorang telah kecanduan nikotin, sulit mengubah kerja otaknya untuk lebih mengendalikan diri.

Tanpa sengaja, saya mendengar tetangga sebelah bertengkar. Suaminya berucap, "Kamu bilang apa? Sekalipun dibangkitkan Emakku dari kubur, aku tak akan berhenti merokok." Luar biasa. Kalimat ini memumi di benak saya. Padahal 55 tahun telah berlalu.

Mengingat momen tersebut saya menyimpulkan, kecanduan merokok  sukar terganti dengan apapun. Tak heran, apabila tubuh seseorang telah mengenal nikmatnya rokok, sulit baginya untuk berhenti.

Lebih sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia saat ini adalah perokok. Jika dibandingkan, angka ini 10 kali lipat dari total penduduk Singapura! Kebiasaan merokok di Indonesia pun telah merenggut setidaknya 235 ribu jiwa per tahun. (hellosehat.com).

Ironisnya, di antara para perokok terdapat pula mereka yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan.  Seperti, dokter,  perawat, dan lain sebagainya.

Kini setiap bungkus rokok telah disertakan gambar "seram" peringatan bahaya merokok, Namun, tidak membuat para perokok berhenti merokok.

Mudah-mudahan kebijakan pemerintah akan menaikan cukai rokok sebesar 23 persen mulai 1 Januari 2020 akan datang, dapat mengetuk  pitu hati mereka untuk mangatakan tidak pada rokok. Minimal dapat menekan angka hadirnya perokok pemula.

Menurut pengamatan saya, dari sedikit perokok yang  berhasil menjauhi rokok adalah mereka yang telah mengalami gangguan kesehatan  akut, dampak pasti dari merokok. Sudah sekarat, keluar masuk rumah sakit berulangkali,  baru timbul kesadaran untuk menjauhi rokok.

Sangat disayangkan, kehidupan mereka memang berlanjut. Tetapi kondisi kesehatannya terlanjur remuk. Tensi bermasalah, jantung bertingkah. Napas mencicit-cicit, batuk datang dan pergi tanpa permisi.  Syukur-syukur tidak dinyinyirin anak bini.

Cowok gantengku 31 tahun terpapar rokok.  Beliau mengenal rokok sejak bangku ST.  Beberapa kali dia berusaha berhenti, tetapi tetap gagal. Akhirnya Februari 1988, dikabarkan  di sekolahan dia batuk dahaknya berdarah (tidak diberitahukan  saya). Mulai saat itu sampai sekarang dia tak mau lagi menyentuh rokok.

Beruntung,  kondisi kesehatannya masih bagus. Faktanya, di usia mendekati kepala tujuh  saat ini, badannya segar bugar. Makan enak, bawa motor masih ngebut, 1-2 kali seminggu rutin ke kebun sekadar mencari keringat. Hampir tak pernah batuk, kecuali terdampak perokok pasif atau efek flu.

Secara ekonomi,  tanpa merokok bukan penghematan. Pengeluaran malah meningkat berkali-kali lipat. Sebab, kebiasaan merokok berganti  dengan ngemil.  Namun selaku isteri saya senang, bangga  dan sangat berbahagia.  Dalam hal ini, diperlukan dukungan keluarga, terutama isteri.oh

Sering teman-temannya bertanya, untuk berhenti merokok itu  resepnya apa?

"Pasang niat dalam hati, bahwa diri ini akan berhenti merokok," katanya seraya menepik dada. "Terus eksekusi,  lupakan rokok. Sekuat apapun godaan, sekali berhenti tetap berhenti. Jangan pakai istilah nyicip! Gampang, bukan?" Kelakarnya  tapi serius.

"Apa lagi kalian yang masih muda. Anak-anakmu masih kecil sedang butuh figur ayah. Isterimu cantik belia, rumah bagus sudah siap pula. Apa tak sedih dihuni pendatang baru?" mereka tertawa.  

Lain teori cowok gantengku, beda pula rekannya IDR yang sama-sama berjuang   berhenti merokok. IDR memilih pakai vape sebagai ganti merokok.  Konon rokok elektrik ini tidak berdampak negatif pada kesehatan.

Alhasil, belum genap tiga bulan pakai vape, ajalnya keburu merenggut. Saya menduga IDR kurang informasi. Kalau tak salah ingat, kasusnya tahun 2014, di desa internet belun lancar seperti sekarang.

Penikmat rokok elektrik. Sumber ilustrasi : hipwee.com
Penikmat rokok elektrik. Sumber ilustrasi : hipwee.com
Ternyata, sekarang di Amerika Serikat  banyak kasus penyakit misterius terkait vape.  Dilaporkan lebih dari 500 kasus penyakit paru terkait vape, delapan orang meninggal dunia.

Selain pada paru-paru, rokok elektrik juga berimplikasi buruk pada kesehatan kardiovaskular atau yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Oleh sebab itu, AS telah menetapkan penyakit ini sebagai epidemi dan sejumlah negara bagian di AS sudah melarang peredaran vape.

Merespon hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melarang masyarakat Indonesia menggunakan vape,.

"Rokok elektrik harus dilarang. Dari awal kami sudah tegas dan dengan keras menyatakan melarang rokok elektrik karena berbahaya, sama bahayanya dengan rokok konvensional," kata perwakilan IDI yang merupakan Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau, Dokter Prijo Sidipratomo dalam konferensi pers di IDI, Jakarta, Selasa (24/9). Lengkapnya  disini.

Belakangan merebak pula isu bahwa rokok elektrik berpotensi disalahgunakan untuk peredaran narkotika. " ... sudah banyak terbukti vape (rokok elektrik) itu bahan cairannya sudah dicampur dengan narkotika, baik narkotika jenis gorila, ganja maupun sabu-sabu," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat Sufyan Syarif di sini,

Terakhir saya mengajak pihak-pihak yang serus berencana berhenti merokok, hentikan  mencari alternatif pengganti semisal vape. Berhenti, ya berhenti total.

Barangkali kiat cowok gantengku ini bisa ditiru. Apalagi kalian yang masih muda. Pandang wajah anak-anakmu, mereka masih kecil  sedang butuh figur ayah. Isterimu cantik belia, rumah bagus sudah dibangun. Apa tak cemburu spring bad empuk ditiduri orang?  Gampang, bukan? Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun