Sumber  Â
Bila diterjemahkaan  ke dalam Bahasa Indonesia, artinya kira-kira begini:
Perak-Perak
Tidak saya sangka seperti ini
Hai untung, untungnya badan
Berpisah jauh dengan kampung yang saya cinta
Berpisah jauh dengan kampung yang saya cintai
Entah bagaimana saya di rantau
Duhai untunngnya, badan
Tinggallah tepian tempat berulang mandi
Tinggallah tepian tempat berulang mandi
Tinggalah sayang, tinggallah kasih
Duhai nasib, nasibnya badan
Tinggallah sayang tempat pautan hati
Tinggallah sayang tempat pautan hati
Tinggallah sayang tempat pautan hati
Tinggallah sayang tempat pautan hati
Inilah sebuah tembang lawas berbahasa Minang bertema merantau, yang tak pernah usang dalam kenangan saya selama hayat  dikandung badan.  Padahal, seingat saya tahun enam puluhan lagu ini sudah dipopulerkan oleh pelantunnya Elly Kasim.
Berkaitan dengan judul, sampai tulisan ini tayang, saya belum mendapat penjelasan yang pasti. Mengapa harus menggunakan kata ulang "Perak-Perak".
Mengacu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, perak adalah logam berwarna putih (dalam keadaan murni) yang lunak dan lentuk sehingga mudah ditempa.Â
Sedangkan perak-perak = serangga bangsa Thysanura berbadan pipih mengilap seperti warna perak, berukuran 8-15 mm, memiliki sungut dua di depan dan tiga cemet di belakang. Makanannya bahan yang mengandung karbohidrat.