Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Perak-perak" Kidung Lawas Nak Rantau nan Tak Pernah Usang

30 Agustus 2019   06:44 Diperbarui: 30 Agustus 2019   13:52 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kidung-kidung lawas tersebut dapat saya nikmati melalui radio milik orang terkaya sekampung. Orang kaya yang tidak pelit versi saya. Setiap benda berbentuk balok itu dinyalakan, sang pemilik sengaja membesarkan volumenya. 

Menyaingi suara toa Masjid Muhamadiyah kota Padang menjelang masuknya waktu Subuh. Keuntungannya, walaupun tiada orang yang mampu membeli radio, warga setempat dapat mendengarnya dari jauh.

Tembang yang paling menyentuh hati saya adalah Perak-Perak disenandungkan oleh Elly Kasim.  Apabila saya mendengarkan lagu tersebut seorang diri, tanpa sadar air mata saya menetes. Syairnya mengisahkan seorang anak yang meninggalkan pesan pamit sebelum melangkah ke tanah rantau.

Perasaan begini terus merasuki hati saya sampai waktu tak terbatas. Parahnya, setelah Emak menikah lagi. Super parah ketika saya bandel dan dimarahi Emak. Bahkan saat menulis paragraf ini saya serasa berada di era enam puluhan.

Nada dan iramanya dapat di simak pada video berikut ini.


Perak Perak

Cipt. Yoesaf Rachman

Indak Den sangko bak cando iko
Ondeh nyo untuang, untuangnyo badan
Bapisah jauah jo kampuang nan Den cinto
Bapisah jauah jo kampuang nan Den cinto

Antah ka baa Denai di rantau
Ondeh nyo untuang, untuangnyo badan
Tingga tapian tampek barulang mandi
Tingga tapian tampek barulang mandi

Tinggalah sayang tinggalah kasiah
Ondeh nyo untuang, untuangnyo badan 


Tinggalah sayang tampek pautan hati
Tinggalah sayang tampek pautan hati
Tinggalah sayang tampek pautan hati
Tinggalah sayang tampek pautan hati 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun