Kisah ke dua, orangtua terlalu desiplin, tegang, banyak aturan dan larangan, artinya mendidik anak pintar berdusta.
Anak kecil punya dunia sendiri. Dia ingin melakukan sesuatu dengan bebas, berpantang untuk dikekang. Apabila keinginannya  mendapat hambatan dari orangtua, dia akan memilih cara berbohong. Minta izin main sama sobatnya Andi, ternyata  dia lompat-lompatan di dalam kali.
Terkait masalah ke dua, mungkin akan lebih bijak jika saya memberikan kebebasan pada si anak. Tetapi dengan batas-batas tertentu. Misalnya, jika kepingin mandi di sungai dan danau, ajaklah orangtua untuk menemani.
Tetapi saya percaya, bagi bocah SD yang tinggal di desa, sehangat-hangatnya ditemani ayah bundanya, tidak segila bermain dengan kawan sebaya. Â Begini potret kami anak desa. Bagaimana dengan Anda anak kota? Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
****
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H