Menyelusuri keturunannya, almarhum ayahanda beliau petani tulen dan pekerja keras. Pernah jaya awal tahun 60-an karena hasil tani. Saat itu cengkeh sedang mengalami puncak keemasan. Buahnya lebat, harganya mahal.
Menggores karet, paling banyak 10 batang. Itu pun kapan maunya. Sekali seminggu atau sekali sebulan. Waktunya tak mesti pagi, siang pun jadi.Â
Ketika ditanya, puasa  begini apa tak capek?
 "Berpuasa atau tidak sama saja. Yang penting tenaga tidak terlalu porsir. Kapan capek, tidur. Kamar ada, kasur stand by. Saya bukan memburuh,  bukan cari duit."  jawabnya.
Setiap kali dia akan berangkat, saya mengantarnya ke pintu pagar. Sekalian berpesan klasik, Â supaya hati-hati di jalan dan pulangnya jangan kesorean.
****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI