Namun, Mahathir mengaku sangat menjaga kesehatannya. Di antaranya dengan menjaga berat badannya. Dalam tiga puluh tahun terakhir, berada di kisaran 62-64 kg.
Selain itu, Â tidak merokok, tidak minum alkohol dan tak pernah makan berlebih. Kebiasaan sehatnya ini membuatnya terhindari dari obesitas yang rentan dialami orang-orang seusianya.
"Orang-orang yang sudah melewati umur tertentu memiliki perut yang besar, dan untuk memuaskannya, mereka makan dan minum secara berlebihan. Hal tersebut membebani jantung," katanya.
"Saya tidak benar-benar sehat. Pernah ada masalah jantung, pneumonia, dan pernah di suatu periode batuk-batuk sampai paru terinfeksi," tambahnya.
Banyak kebiasaan sehat lain yang dia lakukan. Salah satunya makan yang tak berlebihan bisa jadi membuatnya panjang umur.
Terkait pola makan, ada pengakuan mengejutkan dari seorang Mahathir Mohamad. Â Dia mengikuti cara makan seperti monyet. Sebuah studi mengungkapkan cara makan monyet yang diet rendah kalori bisa mempanjangkan umur.
Pengakuan Mahathir ini mengukuhkan pengalaman pribadi saya. Setahun akan memasuki usia pensiun, saya mengalami gangguan kesehatan hebat. Setiap diisi perut saya terasa penuh, nafas sesak. Bangun tidur, tubuh ini seakan remuk. Pinggang dan bahu sakit. Beberapa kali saya ke dokter, sembuhnya beberapa hari. Habis obat, kambuh lagi. Berat badan saya naik dari 45 ke 50 kilogram. Perut gendut, muka tetap kerempeng. Peristiwa ini berlaku hampir satu tahun.
Suatu ketika saya bertamu ke rumah kerabat seminggu lebih. Kebiasaan tuan dan nyonya rumah, kalau makan porsinya sedikit-sedikit. Karena malu, saya mengikuti pola mereka, meninggalkan tradisi serba jumbo.
Apa yang terjadi? Tanpa mengonsumsi obat apapun, selama di sana saya sehat walafiat. Sampai sekarang, saya menyantap makanan sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan tubuh saya. Simpulannya, manusia tidak akan mati karena kurangnya kuantitas makanan. Justru makan berlebihanlah yang berpotensi memendekkan umur.
****
Sumber: