Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Andai Neno Warisman Jadi Menteri pun, Emak-emak Ini Belum Tentu Dapat Untung

28 Februari 2019   22:45 Diperbarui: 1 Maret 2019   08:27 4488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : tirto.id

Boleh jadi kelak jika Prabowo-Sandi memenangkan pilpres dia akan diangkat menjadi menteri. Saya dapat apa? Ini yang tidak terpikir oleh tiga emak-emak Karawang ini. Malahan aksinya seperti bunuh diri.

Pengalaman saya pada pilkada tahun 2013. Karena tingginya harapan untuk perubahan desa ke arah lebih baik, saya dan teman-teman satu RT kompak memilih calbup tertentu.

Menyatakan dukungan resmi memang tidak. Hanya berdasarkan sejumlah pertimbangan. Di antaranyanya, si kandidat berpengalaman jadi pemimpin, pendidikannya tinggi dibanding petahana, seorang dosen, diharapkan tidak sukuisme tersebab dia lama berdomisili di luar daerah, dan segudang kelebihan lainnya.

Setelah menang, jangankan mengenal saya, disapa saja dia cuek. Padahal saya dan dia hanya berjarak kurang lebih 2 meter. Niat saya minta foto untuk mendukung salah satu artikel di kompasiana. Saya malu tingkat dewa. Pernahkah dia berkunjung ke desa saya seperti musim PDKT dahulu? Mak ..., Jauh panggang dari api.

Peristiwa lain, pasca pilkada tahun 2018. Seorang lelawan tetangga saya, berjalan kaki menempuh rute 4 kilometer dari desa T menuju kediaman kandidat pujaannya di desa K. Tahu-tahu tubuhnya ditemukan tergeletak tidak bernyawa. Lokasinya kira-kira separuh jarak dari desa T dan desa K. Diduga pria 40 tahun itu korban tabrak lari. Apa reaksi kandidat? Harap maklum. Karena dia kalah dalam pertarungan.

Dari dua ilustrasi di atas semakin jelas, gambaran kondisi sebelum dan sesudah pemilu. Apa pun jenis pemilunya. Legislatif atau kepala daerah. Apalagi pemilihan presiden yang berada jauh di ibu kota. Pemenangnya duduk di singasana berlapis emas. (mohon maaf sedikit lebay). Sementara pemilihnya, makan cari sendiri, ngantuk tidur sendiri, ke sawah sendiri, ke kebun pun sendiri.

Mengidolakan tokoh favorit, bukan sesuatu yang haram. Asal jangan berlebihan.

Seiring dengan tragedi emak-emak Karawang ini, netizen juga dibuat heboh oleh kasus lain. Seorang driver Grab Car tega menurunkan penumpangnya di tengah jalan. Pasalnya, penumpang tersebut menggunakan atribut pendukung pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin. Terakhir diketahui pengemudi itu pendukung paslon 02 Prabowo-Sandi.

Konsekuensinya, Grab Indonesia menonaktifkan kemitraan pengemudi tersebut dari platform mereka. Sumbernya ada di sini. Dalam perkara ini siapa yang dirugikan? Adakah Kandidat 02 peduli terhadap nasib sang driver? Allahualam bish shawab.

Berikut video dugaan kampanye hitam:

Simpulan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun