Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Menggelikan Tentang Lansia yang Belum Banyak Terungkap

27 Januari 2019   23:54 Diperbarui: 28 Januari 2019   00:16 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang kampung menyebutnya mudah tersinggung.  Dikasih tahu kurangi tidur siang supaya malam tidak berinsomnia, si Nenek atau Kakek merajuk. Dianjurkan jalan pagi sesuai petunjuk dokter, mereka tersinggung. Jawabnya, "Mungkin kalian udah bosan  ngasih saya makan. Biarkan saya beli beras sendiri, masak sendiri."   

Untuk diingat, bagi orangtua yang tidak tinggal serumah bersama kita, saat mereka berkunjung  jangan sekali-kali  memarahi cucunya. Kakek Nenek bisa kabur  lho, tanpa pamit.

  • Tak mau Tinggal Bersama Anak Cucu

Hampir setiap pagi  di depan warung saya belanja, saya melihat seorang nenek bertongkat naik tangga rumahnya. Tadi pagi saya samperin dan tanyakan beliau dari mana. Rupanya setiap malam nenek 84 tahun itu nginap di rumah anaknya.  Saya telusuri, kenapa tidak tinggal di sana saja. Daripada capek bolak balik pergi sore pulang pagi.

Nenek yang mengaku tinggal sendirian itu menjawab, "Enak di rumah sendiri. Selagi badan saya sehat, malas mengganggu anak menantu. Mungkin dia mau ke sawah. Gara-gara melayani saya kerjaannya telantar."

Kisah ini hanya satu dari sekian banyak lansia senasib yang pernah saya wawancarai.

Penyakit ini juga menggerogoti saya dan suami. Begitu memasuki masa pensiun, anak menantu minta kami berkumpul di Jambi saja bersama mereka.

Jangankan  untuk jangka lama, satu minggu saja suami saya gelisah mau pulang. Seribu satu alasan yang menyebabkan tiadanya rasa kecocokan. Pertama, tak mau merepotkan anak. Ke dua, merasa nyaman di rumah sendiri. Ke tiga,  tak mau terikat. "Pikiran anak muda jauh beda dengan orang tua.  Jika tingkah mereka tidak sesuai. Gatal mulut saya mau negor. Ntar suaminya tersinggung," katanya.

  • Haus Perhatian 

Efek dari  butir ke empat, orang tua sering kesepian. Kalau berdomisili  dalam satu desa, mungkin tidak ada masalah. Tetapi jika saling berjauhan ceritanya lain lagi. Jarang ditelepon sedih, telat dikirimi belanja, galau. Kadang-kadang, mereka kurang menyadari  bahwa anak-anaknya sudah bekeluarga dan sibuk dengan urusan masing-masing.  

Sering pula orang tua berlagak cengeng. Demam sedikit nelepon, minta anaknya pulang.  

  • Tidak Adil pada Diri Sendiri  

Sebagian orangtua tinggal bersama anak menantu di kampung yang perekonomiannya kurang mampu. Tetapi biaya hidupnya ditanggung  anak lain yang jauh di rantau. Lucunya, setiap kali dapat kiriman, kepuasan si nenek  berbagi-bagi  rezeki   dengan cucu-cucu.  

Alasannya, tak tega jajan sendiri, sementara cucunya tak berduit.  Seminggu kemudian, si nenek kembali gigit jari. Dompetnya merana menunggu jatah bulan depan. Tanpa disadarinya dia telah berbuat  tidak adil terhadap dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun