Umumnya masyarakat Indonesia menyantap sayuran segar dalam bentuk lalapan sebagai teman nasi. Untuk memperolehnya tidak terlalu sulit. Terutama bagi masyarakat pedesaan. Begitu dipetik dari pohon/kebun, kalau dipastikan sudah bersih cukup dijentik sedikit, langsung dilalap.
Namun, tidak semua orang menyukainya. Terlebih generasi milenial. Makanya, di daerah saya lalapan identik dengan lansia. Karena nenek-kakeklah yang masih familiar dengan menu ini.
Mungkin tersebab itu pula orang tua-tua zaman dahulu, jarang diserang penyakit aneh. Seperti, kanker, tumor, sakit persendian, stroke dan lain sebagainya.
Beberapa penelitian menyebutkan, mengonsumsi sayur segar dalam kondisi mentah lebih berkhasiat bagi tubuh daripada yang sudah dimasak. Sebab, Fanfaatnya jauh lebih kompleks karena struktur gizinya masih utuh tidak rusak. (khasiat.co.id.)
Seingat saya, (di bawah tahun 1968), hanya satu, orang kampung saya yang terkena stroke. Dia laki-laki 56 tahun. Warga setempat menyebutnya ditampa indo alias ditampar setan. Lidahnya patah, tetapi masih kuat berjalan dengan tangan dan kaki letoy.
Kalau kebetulan bertemu di jalan, sebisa mungkin saya mengelak. Takut setan masih berboncengan di tubuhnya, dan siap menempeleng mulut saya. Huuuh ..., dasar cewek udik.
Bandingkan dengan zaman sekarang! Stroke bisa menyerang kapan saja. Tak peduli tua atau muda.
Kembali ke tema awal. Di negeri tercinta ini, beraneka tanaman dapat dijadikan lalapan. Mulai dari yang berasa pahit, pedas, asam, sampai beraroma menyengat. Masing-masing punya kelezatan tersendiri. Sesuai selera penikmatnya.
Di dalam sayuran segar terdapat phytonutrient, vitamin C, dan tinggi kandungan airnya (85-95%), yang dapat membantu melembabkan kulit sekali gus mengurangi kerutan. Phytonutrient berkhasiat mencegah penuaan dini dengan melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat stress, terpapar sinar matahari, polusi udara dan radikal bebas. Sedangkan vitamin C mendukung pembentukan kolagen alami pada tubuh. (wolipop).
Dalam kesempatan ini saya mengenalkan 4 sayuran yang lazim dikonsumsi penyuka lalapan mentah. Khususnya oleh masyarakat Kerinci, provinsi Jambi. Mungkin menu ini belum dikenal secara luas. Terutama bagi masyarakat perkotaan.
Daun JengkolÂ
Setelah capek bekerja di kebun, lengkapi makan siang anda dengan lalapan daun jengkol muda yang masih merah. Variasikan dengan sambal kesukaan. Umpamanya, sambal belut, sambal teri, sambal lado uok, dan sambal lain. Asal jangan sambal jengkol, nanti mereka berantem di dalam perut tiada yang melerai. Nikmati bersama nasi panas. Atau kalau suka, tak ada salahnya makan syuran tok dicolek dengan sedikit sambal. Anggap saja makan pecal.
Sayangnya sampai saat ini belum saya temui khasiat lalapan daun muda jengkol ini untuk kesehatan tubuh. Kecuali daun tuanya, ditumbuk halus dijadikan obat tempel menyembuhkan luka.Â
 Daun Kopi.Â
Manfaat lain dari pohon kopi, daunnya buat lalapan. Kata almarhumah mertua saya, kalau badan terasa lesu, lalap saja daun kopi muda yang masih merah. Pasti tubuh akan kembali bugar. Tak beda dengan daun jengkol, pucuk kopi enak dipadankan dengan sambal apa saja.
Pegagan
Orang desa saya memberinya nama yerapeak. Karena telah terasa khasiatnya, tumbuhan ini mereka masak untuk sayuran. Dengan mengonsumsi rebusan daun, batang, dan akarnya, kata penyukanya dia akan terbebas dari sakit pinggang.
Tetapi sebagian orang senang menikmati mentahnya saja. Aromanya yang khas menambah cita rasanya yang khas pula saat dikunyah. Sama dengan lalapan lainnya, pegagan cocok dikombinasikan dengan segala jenis sambal. Jika bapak dan ibu tani bekerja di sawah, cukup berbekal nasi dan sambal saja. Sayuran pegagan siap menanti.
Tidak hanya itu. Daun pegagan juga bagus untuk menetralisir kerja lambung, atau obat maag. Ambil beberapa lembar daun pegagan bersama tangkai dan batangnya. Cuci bersih menggunakan air panas. Lalu kunyah dan telan airnya sampai ampasnya lumat dan bisa ditelan.
Daun Surian
Mungkin tersebab itulah nenek moyang secara turun temurun mengonsumsi daun surian ini buat sayur lalapan. Petik beberapa lembar daun mudanya yang masih merah, taruh di dalam wadah. Kemudian seduh dengan air mendidih. Setelah layu, keluarkan. Enak dilahap bersama nasi panas dan sambal kesukaan.
Demikian empat sayur lalapan tradisional ala Kerinci. Bagus khasiatnya, mak nyus rasanya. Selamat mencicipi.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H