Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Kabau, Manfaat dan Mudharatnya bagi Kesehatan Tubuh

29 September 2018   20:44 Diperbarui: 1 Oktober 2018   17:04 7003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di samping rasanya yang sedap dan bermanfaat bagi tubuh manusia, buah kabau dapat pula berdampak negatif bagi kesehatan. Terlebih jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Allah berfirman, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al-A'raf; 31). (c)

Menurut pengalaman, di antara keempat sayuran sejenis (jengkol, petai, kabau, dan petai cina), yang paling royal meninggalkan efek samping adalah kabau. Orang kampung saya bilang dikabek kabau (kabek = ikat atau jerat, bahasa Minang). 

Istilah kabek berlaku juga untuk jengkol dan petai. Belum pernah terdengar dikabek lamtoro. Sebab lalapan ini minim efek samping. Biar lebih menasional, barangkali lebih tepat disebut "keracunan" kabau.

Biji kabau yang sudah tua. Ditandai dengan kulit arinya berwana coklat tua atau hitam. Foto:httpwww.twgram.memedia1
Biji kabau yang sudah tua. Ditandai dengan kulit arinya berwana coklat tua atau hitam. Foto:httpwww.twgram.memedia1
Waduh, benar-benar menyiksa. Penderitanya didera sakit pinggang yang sangat parah. Terasa mau kencing/buang air, tetapi tidak bisa keluar. Padat menyumbat di sekitar bawah pusat. Aroma keringat, sekujur tubuh, bahkan udara sekitar seakan disesaki bau kabau. Saya pernah mengalami. Obatnya, oleh orangtua saya dikasih minum air soda.

Bila teringat, saya mau mengutuk "zaman itu". Karena kondisinya yang serba miskin. Miskin ilmu, miskin harta. Untungnya batang usia ini tetap tinggi dan sampai kini telah menua.

Sampai sekarang, saya membatasi diri dengan empat menu ini. Paling, kabau 3 biji, jengkol sebiji atau dua keping (untuk satu kali makan). Petai kurang doyan. Petai cina buah mudanya enak dilalap. Tapi saya mengonsumsi alakadarnya saja.

Masih menurut pengalaman, keracunan kabau lebih bisa diajak berdamai. Sembuhnya lumayan cepat. Paling sehari atau semalam. Jika dibandingkan keracunan jengkol, dua hari belum tentu sembuh kalau tidak ditangani tenaga medis. Dan yang lebih ganas adalah keracunan petai. Sama seperti keracunan jengkol, disertai pula muntah-muntah. Memang, keracunan petai ini kejadian langka. Setidaknya tetangga saya pernah mengalaminya.

Daun kabau. Dokumen pribadi
Daun kabau. Dokumen pribadi
Mudharat lain tak kalah jeleknya adalah dampak sosial yang kurang menyenangkan. Setelah menyantap kabau, bau mulut kurang sedap membuat sesorang kurang percaya diri dalam pergaulan. 

Berapa pun bersihnya gigi digosok, aroma dari dalam tak bisa berbohong. Mengganggu teman sebelah. Belum lagi bau kamar mandi dan WC. Pesing kayak kencing kerbau.

Kalau kurang waspada, penyuka kabau, jengkol, petai, dan petai cina dijuluki cewek atau cowok bau jengkol. Karena serangan yang paling santer dipakai untuk melabeli penyuka empat sayuran tersebut adalah menggunakan nama "jengkol". Makanya, tidak semua orang punya hobi makan benda yang nyaris bau karbit ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun