Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Stop Mencari Menantu Idaman Kalau Tak Mau "Dilangkahi" Anak

24 Juli 2018   22:26 Diperbarui: 26 Juli 2018   13:10 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak dan menantu idaman. (dokumen pribadi)

"Oaaak .... Oaaak .... Oaaak ...." Tedengar tangis bayi. "Ma ...! Ini cucu Mama. Saya dan ibunya menikah setahun lalu."

Merasa "dilangkahi" oleh darah dagingnya sendiri, mamanya nyaris pingsan.

Diterima Syukur Ditolak Oke

Hak istimewa orangtua yang diberikan Allah adalah bakti anak kepada ibu bapak. Bukan berarti apabila anak telah dewasa tidak berhak menentukan pilihan hidupnya. Salah satunya dalam hal memilih jodoh. Siapa yang tidak menginginkan putra-putrinya mendapat jodoh orang baik-baik, cantik/ganteng, kaya, soleh/solehah, keturunan orang terhormat, dan segudang kelebihan lainnya? Selaku umat beragama, orangtua dituntut percaya, bahwa langkah, rezeki, pertemuan, dan maut sudah ada Yang Maha Mengatur. 

Sesuai zamannya, apa yang terlintas di benak anak-anak zaman now, kadangkala di luar nalar orang tua. Idaman bagi ibu bapaknya belum tentu cocok dengan selera mereka. Tugas dan kewajiban orangtua mengarahkan agar mereka berpikir jernih. Diterima syukur, ditolak oke. Risiko tanggungan dia. Jangan memaksakan kehendak kalau tak mau dilangkahi anak-anak. Khususnya dalam memilih jodoh.

***

Simpang Empat Danau Kerinci, 24072018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun