Mohon tunggu...
Nur ShafaOktaviani
Nur ShafaOktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Bandung

seseorang yang suka menulis, melukis, dan menuangkan pikirannya di media

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Beginilah Dampak Kekurangan Vitamin A pada Anak di India dan Cara Mengatasinya

7 Desember 2021   10:21 Diperbarui: 31 Desember 2021   11:36 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Panah pink menunjukkan adanya bintik Bitot yang diobservasi pada survei (Sumber Gambar: Giramkar, 2020).

Nutrisi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia agar mendapatkan tubuh yang sehat. Nutrisi ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, tidak boleh berlebih maupun kurang. Nutrisi yang dibutuhkan mulai dari karbohidrat, protein, lemak, bahkan hingga bagian kecil seperti vitamin dan mineral akan mempengaruhi tumbuh kembang yang mengonsumsinya.

Vitamin A memiliki peran penting dalam penglihatan dan kekebalan tubuh manusia. Vitamin A juga membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan sel. Kekurangan vitamin A menjadi perhatian utama pada anak-anak di negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah, salah satunya India. 

Sekitar 1/3 dari anak-anak prasekolah di dunia diperkirakan kekurangan vitamin A dengan pravalensi tertinggi mencapai 50% telah dilaporkan di wilayah Asia Tenggara dan Afrika. Menurut hasil survei National Nutrition Monitoring Bureau (NNMB) sekitar 62% anak-anak prasekolah di India menderita kekurangan vitamin A.

Indikasi Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi, kesehatan mata dan penglihatan. Selain itu, kekurangan vitamin A juga mengganggu imunitas tubuh seperti respon inflamasi dan meningkatkan risiko peradangan. 

Kekurangan vitamin A juga menyebabkan penyakit xerophtalmia yang ditandai dengan mata kering, mulai dari gejala ringan seperti rabun senja, bercak Bitot, hingga xerosis kornea yang parah dan dapat menyebabkan kebutaan secara total. 

Tak hanya itu, infeksi campak yang tinggi di wilayah berpenghasilan rendah seperti India juga, dapat menyebabkan ulserasi kornea, keratomalacia, goresan kornea serta xerophtalmia. Bahkan di India ditemukan bahwa 6,5% anak-anak menderita xerophtalmia. Jika xerophtalmia dan kebutaan terjadi, maka risiko kematian bisa mencapai 40% dalam tahun pertama diagnosis.

Setahun lalu, peneliti bernama Giramkar asal India melakukan pemeriksaan klinis kepada 527 anak-anak prasekolah usia 3 sampai 6 tahun di India. Hasilnya 12,3% mengalami kekurangan vitamin A termasuk 2,5% xerophtalmia, 2% rabun senja, 4% bintik Bitot, dan 3,8% mengalami xerosis kornea. 

Mata kering, gatal, penglihatan yang buruk di malam hari, memiliki bercak simetris, segitiga, berbusa, di atas konjungtiva (mata merah) di kedua mata merupakan bintik Bitot yang mana indikasi dari penyakit xerophtalmia.

Penyebab Kekurangan Vitamin A

Faktor demografis merupakan salah satu penyebab kekurangan vitamin A. Anak usia prasekolah sangat rentan terhadap kekurangan vitamin A dan xerophtalmia karena kebutuhan yang tinggi untuk pertumbuhan dan simpanan vitamin A dalam tubuh yang relatif rendah.

Faktor geografis, yang mana pravalensi kekurangan vitamin A dan xerophtalmia lebih tinggi di daerah pedesaan, mungkin karena perbedaan dalam ketersediaan vitamin dan kurangnya kepedulian terhadap kesehatan.

Gambar 2. Peta penyebaran kasus kekurangan vitamin A pada anak di bawah 5 tahun di India tahun 2016-2018 (Sumber Gambar: Kundu, 2021).
Gambar 2. Peta penyebaran kasus kekurangan vitamin A pada anak di bawah 5 tahun di India tahun 2016-2018 (Sumber Gambar: Kundu, 2021).

Faktor masa kecil mulai dari konsumsi ASI dan pemberian makan bayi sangat berkolerasi dengan kekurangan vitamin A. Anak yang mengonsumsi ASI memiliki risiko yang lebih rendah terhadap kekurangan vitamin A dibandingkan dengan anak yang tidak disusui. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya vitamin A dalam ASI.

Faktor orang tua, di mana ayah dan ibu yang memiliki pendidikan memiliki tingkat kepedulian terhadap kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan ayah dan ibu yang tidak menempuh pendidikan. Hal ini juga yang menyebabkan rata-rata anak usia prasekolah yang kekurangan vitamin A memiliki ayah dan ibu yang tidak menempuh pendidikan.

Faktor rumah tangga, termasuk keluarga yang memiliki penghasilan yang rendah biasanya memiliki kesulitan untuk menyediakan makanan yang kaya akan vitamin A, sehingga anaknya mengalami kekurangan vitamin A. Selain itu, kebersihan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko penyakit mata seperti xerophtalmia.

 Fortifikasi pada makanan untuk mencegah kekurangan vitamin A

Nyatanya sudah ada beberapa makanan yang difortifikasi untuk mencegah kekurangan vitamin A. Fortifikasi merupakan upaya untuk perbaikan gizi pada masyarakat dengan penambahan satu atau lebih zat gizi tertentu pada pangan. Makanan-makanan yang telah difortifikasi dengan vitamin A itu antara lain minyak goreng, gula, tempe, serta tepung.

Hampir semua rumah tangga termasuk yang berpenghasilan rendah, menggunakan minyak goreng dan gula. Sehingga fortifikasi vitamin A pada minyak goreng dan gula ini diharapkan dapat dinikmati seluruh kalangan dan menurunkan risiko kekurangan vitamin A, bahkan minyak goreng dan gula ini diharapkan mampu memberikan asupan vitamin A kepada orang yang jarang makan sayur dan buah.

Tempe juga sudah mulai diuji sebagai pangan yang difortifikasi vitamin A. Hasilnya menunjukkan hasil yang baik, yang mana tempe dengan penambahan vitamin A dalam keadaan mentah maupun setelah dimasak tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Fortifikasi vitamin A pada tepung juga sudah diuji dalam penggunaannya pada pembuatan flakes dan bubur instan.

Maka dari itu, menjaga nutrisi vitamin A dalam tubuh merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan mata, penglihatan, serta kekebalan tubuh. Selain mengonsumsi makan-makanan yang mengandung vitamin A, makanan yang telah difortifikasi vitamin A seperti minyak goreng, gula, tempe, dan tepung juga dianjurkan untuk dikonsumsi dan diterapkan agar dapat menurunkan angka kekurangan gizi di India dan di seluruh dunia.

Rujukan:

Chakraborty, U., & Chandra, A. (2021). Bitot’s spots, dry eyes, and night blindness indicate vitamin A deficiency. The Lancet, 397(10270), e2. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)00041-6

Giramkar, S. V. (2020). Prevalence of Vitamin a Deficiency , Scleral Melanocytosis , Tooth Decay and Skin Infection Among Rural Preschool Children in Mulshi. 8(3), 1–5.

Kundu, S., Rai, B., & Shukla, A. (2021). Prevalence and determinants of Vitamin A deficiency among children in India: Findings from a national cross-sectional survey. Clinical Epidemiology and Global Health, 11(April), 100768. https://doi.org/10.1016/j.cegh.2021.100768

Sherwin, J. C., Reacher, M. H., Dean, W. H., & Ngondi, J. (2012). Epidemiology of vitamin A deficiency and xerophthalmia in at-risk populations. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 106(4), 205–214. https://doi.org/10.1016/j.trstmh.2012.01.004

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun