Faktor demografis merupakan salah satu penyebab kekurangan vitamin A. Anak usia prasekolah sangat rentan terhadap kekurangan vitamin A dan xerophtalmia karena kebutuhan yang tinggi untuk pertumbuhan dan simpanan vitamin A dalam tubuh yang relatif rendah.
Faktor geografis, yang mana pravalensi kekurangan vitamin A dan xerophtalmia lebih tinggi di daerah pedesaan, mungkin karena perbedaan dalam ketersediaan vitamin dan kurangnya kepedulian terhadap kesehatan.
Faktor masa kecil mulai dari konsumsi ASI dan pemberian makan bayi sangat berkolerasi dengan kekurangan vitamin A. Anak yang mengonsumsi ASI memiliki risiko yang lebih rendah terhadap kekurangan vitamin A dibandingkan dengan anak yang tidak disusui. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya vitamin A dalam ASI.
Faktor orang tua, di mana ayah dan ibu yang memiliki pendidikan memiliki tingkat kepedulian terhadap kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan ayah dan ibu yang tidak menempuh pendidikan. Hal ini juga yang menyebabkan rata-rata anak usia prasekolah yang kekurangan vitamin A memiliki ayah dan ibu yang tidak menempuh pendidikan.
Faktor rumah tangga, termasuk keluarga yang memiliki penghasilan yang rendah biasanya memiliki kesulitan untuk menyediakan makanan yang kaya akan vitamin A, sehingga anaknya mengalami kekurangan vitamin A. Selain itu, kebersihan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko penyakit mata seperti xerophtalmia.
 Fortifikasi pada makanan untuk mencegah kekurangan vitamin A
Nyatanya sudah ada beberapa makanan yang difortifikasi untuk mencegah kekurangan vitamin A. Fortifikasi merupakan upaya untuk perbaikan gizi pada masyarakat dengan penambahan satu atau lebih zat gizi tertentu pada pangan. Makanan-makanan yang telah difortifikasi dengan vitamin A itu antara lain minyak goreng, gula, tempe, serta tepung.
Hampir semua rumah tangga termasuk yang berpenghasilan rendah, menggunakan minyak goreng dan gula. Sehingga fortifikasi vitamin A pada minyak goreng dan gula ini diharapkan dapat dinikmati seluruh kalangan dan menurunkan risiko kekurangan vitamin A, bahkan minyak goreng dan gula ini diharapkan mampu memberikan asupan vitamin A kepada orang yang jarang makan sayur dan buah.
Tempe juga sudah mulai diuji sebagai pangan yang difortifikasi vitamin A. Hasilnya menunjukkan hasil yang baik, yang mana tempe dengan penambahan vitamin A dalam keadaan mentah maupun setelah dimasak tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Fortifikasi vitamin A pada tepung juga sudah diuji dalam penggunaannya pada pembuatan flakes dan bubur instan.
Maka dari itu, menjaga nutrisi vitamin A dalam tubuh merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan mata, penglihatan, serta kekebalan tubuh. Selain mengonsumsi makan-makanan yang mengandung vitamin A, makanan yang telah difortifikasi vitamin A seperti minyak goreng, gula, tempe, dan tepung juga dianjurkan untuk dikonsumsi dan diterapkan agar dapat menurunkan angka kekurangan gizi di India dan di seluruh dunia.