BBLR itu ?
ApaBayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500gram disebut "Bayi Berat Lahir Rendah" atau disingkat BBLR. (Proverawati, 2010)
WHO (World Health Organization) (2012) mengatakan; "Bayi yang mengalami berat badan lahir rendah dikatakan berat lahir kurang dari 2.500 gr (5,5 lb) secara global menjadi masalah kesehatan, diperkirakan 15% sampai 20% dari seluruh dunia. BBLR sekitar 20 juta kelahiran pertahun, WHO berharap 2012 sampai 2025 BBLR mengalami penurunan persentase."
BBLR di Indonesia menurut WHO masih tinggi. Indonesia dalam catatan WHO berada diperingkat Sembilan secara global persentasenya lebih dari 15,5% dari setiap tahunnya bayi lahir dengan berat badan rendah, dan bahkan WHO mengatakan Indonesia peringkat 10 besar kasus BBLR terbanyak, kasus tertinggi di Kawasan Asia Selatan seperti Negara India dan Bangladesh.
RSUP Fatmawati Jakarta Selatan angka prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mencapai total 374 bayi, 2,8% bayi perempuan dan 32,7% bayi laki – laki pada periode 1 januari 2015 – 31 maret 2017. (Arifin, 2017)
Manfaat mengetahui BBLR?
Apabila BBLR tidak segera ditangani maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan bayi akan mengalami penyakit kronis (Berat et al, 2017), BBLR akan rentan mengalami resiko perubahan suhu kurang dari 36°C, asfiksia atau kesulitan bernapas (Respiratory Distress), hipoglikemia, hiperviskositas. (Widiawati, Stikes dan Ibu, 2009)
Apa Klasifikasi BBLR?
Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) menurut (Proverawati,2010) :
- Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1.500 – 2.500 gram.
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1.000 – 1.500 gram.
- Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1.000 gram.
Menurut masa gestasinya :
- Prematuritas murni (<37 Minggu) berat badan sesuai dengan masa gestasinya atau neonates  kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB- SMK).
- Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan untuk masa gestasi. Akan mengalami pertumbuhan yang lambat (interauterine), disebut bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK).
Apa Penyabab Bayi Berat Lahir Rendah?
Ada beberapa penyebab BBLR di Indonesia, yakni mengalami kasus terbanyak BBLR dikarenakan ibu dan janin kurang asupan nutrisi, kemudian ibu yang stress dan aktivitas yang padat dapat memicu kelahiran BBLR (Ika, 2015). Ada beberpa penyebab BBLR menurut WHO termasuk operasi Caesar untuk alasan medis dan non medis, multiple kehamilan, infeksi dan kondisi kronis seperti ibu mengalami riwayat penyakit diabetes, hipertensi, perkembangan janin yang buruk karena ibu kurang asupan nutrisi.
Berdasarkan tipe Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Proverawati, 2010) :
- Bayi Kecil Masa Kehamilan terjadi karena ibu kurang asupan nutrisi, hipertensi, preeclampsia, atau anemia, kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu lebih dari 37 minggu, ibu sakit malaria kronik, penyakit kronik dan ibu hamil merokok.
- BBLR lahir premature :
Ibu masih remaja, hamil kembar, riwayat kehamilan premature, cervical imcompetence (mulut rahim lemah tidak mampu menompang janin), ibu mengalami perdarahan atau saat persalinan (antepartum homerhage).
Bagaimana Perawatan BBLR?
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan skor Ballard Test atau neuromuscular dan lakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
- Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan adalah interprestasi: Disebut positive (+) : bila terdapat gelembung-gelembung yang berbentuk cincin artinya surfaktan paru (zat berisi udara yang membuat alveoli mengembung tujuannya agar tidak mengempis/kollaps), terdapat dalam paru dengan jumlah cukup. Dan disebut negative (-) : bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan, bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.
- Darah lengkap, glukosa darah 8-12 jam postnatal, jika perlu kadar elektrolit dan analisa gas darah bila bayi terlihat kuning pemeriksaan bilirubin.
- Foto dada atau babygram diperlukan untuk bayi kehamilan kurang bulan dimulai umur 8 jam atau mempunyai sindrom gawat napas.
- USG kepala terutama bayi usia 35 minggu dimulai pada umur 2 hari.
Penatalaksanaan BBLRÂ
- Pengaturan Suhu Bayi
Bayi BBLR banyak mengalami Hipotermi atau suhu dibawah 36°C.
- BB 2kg, suhu incubator 35°C
- BB 2-2,5kg, suhu incubator 33-34 °C
- Suhu incubator diturunkan 1°C sampai bayi ditempatkan suhu 24-27°C.
- Metode Kangoroo Mother Care (KMC) sebagai pengganti inkubator.
Letakkan bayi didada oleh ibu atau bapaknya sendiri dengan prinsip terjadinya kontak antara kulit ke kulit, kulit bayi dengan kulit orang dewasa. KMC pertama kali dilakukan  di Bogota Colombia pada tahun 1987, dilakukan kulit bayi ke kulit orang tuanya diatas diantara kedua dada ibu atau ayah bayi dengan posisi tegang lurus si bayi tanpa pakaian apapun dan selimuti agar hangat diatas dada ibu atau ayah bayi yang bertelanjang dada. Sekaligus bayi mencari ASI ibu dalam pengawasan yang baik. Dilaksakan intermitten (beberapa jam seharinya) atau kontinyu selama lebih 20 jam sehari, tujuannya kenyamanan bayi, kehangatan mengurangi hipotermi, pernapasan stabil, merasa didalam kandungan, mengurangi stress ibu dan memicu banyaknya ASI, mengurangi morbiditas dan mortalitas. (IG.N.Gde Ranuh, 2013)
- Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi bayi :
Kebutuhan protein 3-5gr/kg BB.
Kebutuhan kalori 110 kkal/kg BB.
Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg/hari.
Nutrisi ASI jika reflek isap baik – berikan ASI ½ Jam setelah lahir, jika reflek isap lemah gunakan sonde.
Menurut beratnya BBLR dibedakan 2 jenis yaitu :
BBLR berat < 1.500 gram : Beri ASI sedikit demi sedikit gunakan sendok/ pipet.
BBLR berat 1.500 – 2.499gram : Minum ASI sedikit demi sedikit sesering mungkin dan reflek isap baik dapat disusui.
- Makanan bayi :
Menurut (Anik Maruyani, 2014) Cara memberi makanan bayi dengan bayi premature dan bayi kecil masa kehamilan (KMK) :
Makanan bayi kurang bulan murni (Bayi Prematur) :
Pemberian minum bayi yang diperhatikan :
2 jam pertama bayi diberi ASI untuk mencegah turun berat badan > 10 %.
Bayi dengan berat < 2.000gram dan reflek isap baik dapat diberikan ASI dengan pipet atau sendok sedikit demi sedikit.
Banyaknya ASI 60ml/kg berat badan sehari dan di naikan sampai badan 200 ml/kg berat badan pada akhir minggu ke II.
Bila tidak ada ASI dapat diberikan ASI ibu lain (ASI donor).
Bayi < 2000gram / lebih dan reflek baik langsung menetek ibunya.
 Makanan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Bayi kecil masa kehamilan  (KMK) yang perlu diperhatikan adalah :
Bayi diletakkan miring pada sisi kanan atau posisi tengah duduk dipangkuan ibu atau posisi tidur dengan kepala bahu ditinggikan 30 derajat untuk membantu pengosongan lambung.
Sebelum diberikan ASI teteskan sedikit dipunggung tangan untuk memeriksa apakah keluar setiap detik.
Ketika memberi ASI perhatikan keadaan bayi apakah bayi biru, gangguan pernapasan atau perut kembung.
Lakukan pengamatan hingga kira-kira 30 menit sesudahdiberikan ASI.
Berikan ASI sedikit demi sedikit bila bayi terlihat lemah gunakan pipet atau sendok bersih.
Lalu sendawakan dengan posisi tegak, pukul dengan pelan punggung bayi.
Tidurkan bayi miring atau tengkurap mencegah muntah atau regursitasi. Posisi tengkurap susu mengalir ke antrum pilorikum yang letaknya agak jauh dari esophagus, udara akan bergeser kearah kardia dan keluar.
- Pencegahan infeksi
Mencuci tangan dengan anti septik sampai ke siku sebelum dan sesudah memegang bayi.
Mencegah udara dan makanan yang terkontaminasi disekitar bayi.
Melarang merawat dan memegang yang menderita infeksi.
- Penimbangan berat badan
Diharapkan berat badan bayi bertambah sesuai masa gestasinya.
- Pemberian oksigen
Pemberian oksigen harus dikendalikan karena jika tidak akan menyebabkan timbulnya kerusakan retina bayi sehingga mengalami kebutaan, bisa diberikan di kateter hidung.
- Pengawasan jalan napas.
Terdengar suara secret bayi atau tidak.
Â
Pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)?Â
1. Lakukan kesehatan reproduksi
2. Perawatan  antenatal yang komprehensif khususnya pada ibu hamil.
3. Tingkatkan status gizi ibu hamil, dengan memakan makanan yang bergizi dan bernutrisi seperti mengandung vitamin parenteral, asam folat.
4. Konsumsi zat besi secara teratur 1 tablet/hari, minimal 90 tablet.
5. Hentikan kebiasaan merokok, penggunaan obat terlarang dan minum–minuman beralkohol.
6. Tingkatkan pemeriksaan hamil minimal 3 kali sebulan dari trimester 1 setiap kenaikan 1 kg / bulan. Ibu hamil penyakit bawaan jangan lupa berkonsultasi.
7. Ibu hamil diharapkan meningkatkan pengetahuan seperti mengikuti penyuluhan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan janin, tanda-tanda kehamilan dan tanda-tanda bahaya, menjaga kesehatan janin, obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.
8. Anjurkan lebih banyak istirahat, jika keadaan tidak baik. Kemudian jangan lupa berolahraga yang cukup khususnya yoga dan senam hamil.
9. Rencanakan kehamilan yang reproduksi sehat umur ibu 20-34 tahun.
10. Konsultasi suami istri untuk mengusahakan jarak kehamilan 2 tahun.
11.Ikuti penerimaan program KB (Keluarga Berencana).
12. Ikuti vaksinasi sebagai perlindungan infeksi. (Proverawati, 2010)
REFERENCE
WHO. (2011). Optimal feeding of low birth weight infants in low and middleÂ
    income countries 2011.
World Health Organization, (2012). Â WHA Global Nutrition Target 2025 : Low Birth Weight Policy Brief. Swiss.
Anik Maruyani. (2014). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra-Sekolah. Jakarta: In Media.
Arifin. (2017). Laporan Morbiditas Rawat Inap RSUP Fatmawati. Jakarta: RSUD Fatmawati.
IG.N.Gde Ranuh. (2013). Beberapa Kesehatan Anak. Jakarta:Sagung Seto.
Ika. (2015). Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah Masih Tinggi. Universitas Gadjah Mada (November), 2015–2017.
Proverawati, A. (2010). BBLR Berat Badan Lahir Rendah (John Budi). Yogyakarta: Nuha Medika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H