Orang-orang bule itu keluar dari sarangnya.
Aku mantapkan posisi tas ransel di punggung, kencangkan talinya. Tinggal mencari salah satu mobil dengan kode plat CD untuk targetku.
Bismillah. Kulangkahkan kaki beralas sneaker menuju gerbang gedung.
 "Jangan pergi!" Isak tangis istriku mengusik telingaku. Wajah manisnya tampak memelas, memilukan hati.
Aku bergegas ke pintu kamar.
Aku harus kuat, ya Allah!Â
Meskipun bayang-bayang senja malam pertama mendekat.
Tidak, aku ingin bidadari. Bukan manusia biasa!
"Toha, Bapak cuma mau tanya. Apa Toha sudah yakin dengan pendirian Toha itu? Tidak kasihan dengan Ais? Kalian kan baru saja akad nikah siang tadi?"
Kyai Arifin bertanya. Tatapan matanya lembut dan berwibawa. Seperti biasanya saat ia mengajar tafsir Al-Qur'an dan fikih dengan sistem sorogan di pesantren miliknya.
Aku adalah ustaz muda di pesantrennya yang beruntung memperistri Aisyah Hidayatuzzahra, sang putri tunggalnya.