Jurus Kedua: Beri makan
Jika bakpao atau bakso adalah makanan untuk badan, maka buku dan kontemplasi (zikir, tadabbur, meditasi, yoga dll) adalah makanan untuk otak dan jiwa.Â
Itulah asupan terbaik untuk hewan ternak bernama ide. Semakin variatif dan bergizi jenis asupan maka akan semakin bongsor dan berbobot ide tersebut.
"Every man's work, whether it be literature or music or pictures or architecture or anything else, is always a portrait of himself."(Samuel Butler).
Dalam konteks tersebut sebuah kutipan bijak berbahasa Inggris cukup relevan jadi panduan.Â
"Ordinary people talk about people; mediocre people talk about events and extraordinary people talk about ideas."Â
Orang-orang kelas bawah membicarakan orang; orang-orang kelas medioker atau semenjana (pertengahan) membicarakan peristiwa sementara orang-orang yang berkaliber luar biasa membicarakan ide atau gagasan.
Jika dunia seorang penulis hanya melulu sarat dengan bacaan ringan, gosip selebritas dan hal-hal remeh temeh maka output dan kualitas tulisannya takkan jauh-jauh dari apa yang dimamahnya tersebut.Â
Ia hanya menjadi penulis berkategori kelas bawah, alih-alih medioker apalagi luar biasa.Â
Seperti kata orang bijak, jangan penuhi pikiranmu dengan hal-hal kecil karena akan terlalu sedikit ruang untuk pikiran-pikiran besar.
Jurus Ketiga: Kembangbiakkan