Di satu sisi, taat menyucikan hari Jumat dengan sholat Jumat berjamaah atau tadarusan dengan membaca Surah Yasin atau Surah Kahfi pada malam harinya.
Namun, di sisi lain, banyak orangtua yang masih mewejangi anaknya,"Ingat! Malam ini jangan pulang malam-malam. Ini malam Jumat. Kuntilanak dan genderuwo lagi keluar."
Belakangan takhayul itu dipersuburcanggihkan dengan tayangan-tayangan mistis, komedi atau drama yang melenakan kita bahwa tontonan seperti itu bukanlah tuntutan, dan justru menjauhkan umat Islam dari tashawwur (persepsi) Islam yang syamil wa mutakamil(menyeluruh dan sempurna).
Dalam konteks umum, tayangan-tayangan seperti itu dapat dikatakan mendegradasi moral bangsa.
Dalam budaya Barat, hari Jumat yang jatuh pada tanggal 13 dianggap sebuah tabu dan mendapat perlakuan khusus dengan seremonial perayaan, seperti di Rusia, Rumania, Italia, dan Spanyol.
Sementara kata Fridaysendiri berasal dari nama seorang dewi yang dihormati dalam banyak kebudayaan di Barat.
Kenapa 13 dianggap angka sial?
Angka ini dianggap angka sial sekedar karena lebih dari 12 (yang merupakan angka yang paling banyak digunakan dalam banyak kebudayaan) di mana tidak habis dibagi.
Jika sekelompok orang atau benda yang berjumlah 13 dibagi dua, tiga, empat atau enam, maka selalu ada sisa, atau orang yang tertinggal atau "sial".
Menurut penafsiran lain, angka 13 dianggap sial karena inilah jumlah bulan penuh dalam setahun.
Sebenarnya dua bulan penuh dalam satu bulan takwim atau kalender (yang disebut sebagai Blue Moon) hanya terjadi setiap 2,5 tahun.