Dalam keyakinan primbon Jawa disebutkan betapa keberadaan angka 13 akan selalu membawa kesialan.
Jika angka tiga belas dijadikan nomor rumah, pemilik rumah tersebut akan mengalami kenahasan, seperti kebakaran, kecurian, kerampokan atau mengalami perselisihan.
Jika angka tiga belas dijadikan nomor kendaraan, sang empu kendaraan akan mengalami kecelakaan atau kendaraannya sering mogok.
Bahkan di TVRI (Televisi Republik Indonesia), di era 80-90an, pernah ada serial TV populerFriday The 13th (Jumat, hari kesialan---terjemahan bebasnya).
Sepintas biasa saja. Tapi dalam perspektif aqidah, pelabelan seperti itu patut diwaspadai.
Khusus dalam konteks Friday The 13th, banyak tayangan produksi dalam negeri seperti sinetron mistis atau religius (tapi berbalut mistis) yang tak kalah berbahayanya karena punya langgam yang sama: penistaan hari Jumat.
Malam Jumat kerap dipilih sebagai special timeuntuk sinetron atau tayangan klenik dan mistis.
Jin dan setan selalu dikatakan gentayangan pada malam Jumat, terutama Jumat Kliwon.
Singkatnya, horor dan hari Jumat dipersepsikan sebagai dua muka uang logam yang saling melengkapi.
Bermunculan beragam film di TV dan bioskop yang mengusung tema dunia mistis dan klenik. Sebut saja Takdir Ilahi, Kuntilanak, Hantu Jeruk Purut, Lewat Tengah Malam sampai Leak dan Terowongan Casablanca.
Di kalangan umat Islam sendiri ada ambivalensi mengenai keberadaan hari Jumat, sang sayyidul ayyam (penghulu hari) ini.