Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah di Balik "Kesialan" Angka 13

28 Februari 2021   13:24 Diperbarui: 28 Februari 2021   13:31 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga belas dalam mitologi Eropa kuno disebut sebagai angka sial atau angka nahas, unlucky number.

Ada pesan implisit dari pelabelan tersebut: jauhi angka itu kalau ingin hidup tidak sengsara.

Fobia atau ketakutan terhadap angka 13 disebut sebagai triskaidekaphobia.

Fobia ini mengendap dari dada petani papa sampai bangsawan borjuis yang relatif lebih terdidik, hingga kini tersebar ke pelbagai penjuru dunia. Begitu diyakininya sampai-sampai muncul kisah-kisah yang menggelikan.

Salah satunya konon seorang puteri dari kerajaan Inggris yang menolak mentah-mentah mahar rumah mewah dari seorang pangeran yang meminangnya.

Apa pasal? Rupanya rumah mewah tersebut bernomor 13 sehingga sang puteri 'alergi' menerimanya.

Bahkan gedung kembar WTC (World Trade Center) yang hancur lebur ditabrak dua pesawat udara teroris pada 2001 kabarnya tidak memiliki lantai 13.

Di beberapa penginapan bahkan hotel juga demikian, juga di gedung perkantoran.

Jika pun ada, kamar tersebut akan dibiarkan kosong atau diberi nomor 12a atau bahkan nomor 14. Karena kamar bernomor 13 diyakini sebagai tempat roh halus.

Seperti juga lantai di gedung perkantoran atau apartemen yang loncat penomorannya, dari lantai 12 langsung ke 14.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun