Ingatlah, Tuhan tidak pernah lelah menciptakan semesta. Itulah energi Ilahiah atau profetik yang semestinya jadi sumur inspirasi sejati agar kita punya stamina dan nafas panjang dalam karier kepenulisan.
Karena apa pun caranya, menulis tidaklah beda dengan berolahraga. Ia butuh energi.Â
Jika energi pendorong lemah alhasil yang lahir hanyalah tulisan yang alakadarnya, loyo, dan tidak punya ruh atau soul.Â
Jika ia manusia, tulisan semacam itu hanyalah mayat, yang tidak bernyawa. Atau bahkan bangkai.Â
Percayalah, seperti kata Dale Carnegie, no one kick the dead dog. Tidak ada yang peduli dengan bangkai.Â
Sederet karya di atas dipuji sekaligus ada yang dicaci-maki karena mereka hidup, bernyawa.
Maka marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing: Sudahkah tulisan kita mempunyai ruh?
Jakarta, jelang Ramadhan
Baca Juga:
1. Gadis Manis di Kereta Waktu
2. Jika Kegagalan adalah Guru, Apakah Ia Guru yang Baik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H