Sebagai kata benda, ia memang harus muda, cerdas dan lincah selayaknya Barack Obama, misalnya. Tapi banyak orang-orang muda gagah, berusia belia yang pemikirannya hanya menyalin ide-ide lama bahkan anti-perubahan. Apakah mereka layak disebut pemuda dalam artian sebenarnya?
Singkatnya, secara ideal, pemuda adalah kata sifat dan kata benda. Seorang pemuda selain berusia muda juga memiliki visi perubahan (ke arah yang lebih baik) dan memiliki semangat antusiasme yang besar.
Jika ada standar saklek, itulah perubahan. Pemuda adalah perubahan. Itu harga mati.
"Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua. Tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan telah menua sejak muda," ujar seorang motivator Indonesia, Mario Teguh.
Soekarno muda pada 1945, tatkala berusia 44 tahun, adalah seorang pendobrak. Tetapi ketika ia tidak mau berubah, ia menjadi tiran, dan menua.
Soeharto muda mendobrak kesuraman ekonomi bangsa selepas 1966 dengan konsep pembangunan Repelita terencana. Tapi ketika ia tidak mau berubah baik karena alasan kroni atau korupsi, ia anti perubahan, ia menua. Lagi-lagi pemuda adalah perubahan.
Demikian hukum semesta yang berlaku pada kalangan pergerakan dari Akbar Tanjung dkk (1966), Hariman Siregar dkk maupun kalangan aktivis pergerakan 98 dan angkatan-angkatan pemuda yang akan terus bermunculan.
Dalam konteks anatomi sejarah peradaban, kepemimpinan pemuda adalah hal yang alamiah, fitrah. Di usia tua, seseorang cenderung lebih banyak berpikir (man of ideas) dan akibatnya cenderung lebih ragu atau takut memulai untuk sesuatu yang baru. Sementara pemuda, dengan kemudaannya dan semangat menyala, cenderung bertindak (man of action).
Namun, dalam banyak riwayat perjalanan sejarah, kalangan tua terbukti banyak menyokong kalangan muda. Ini artinya kepemimpinan muda bukanlah hal yang kelewat istimewa atau megah, yang harus dipuja-puja dengan meninggalkan atau bahkan menginjak kalangan tua. Ia hanyalah merupakan pergiliran alamiah.
Maka memperbincangkan kontribusi pemuda bagi bangsa adalah memperbincangkan sebuah bangsa secara utuh, tidak bisa terlepas dari kontribusi elemen bangsa yang lain termasuk kalangan tua.
Alhasil, kontribusi pemuda adalah sebuah fakta sejarah. Namun sejatinya pemuda adalah bagian dari barisan elemen anak bangsa yang tidak bisa berdiri sendiri. Dalam sebuah keluarga besar tidak semua harus maju terdepan.