Ya, orang besar. Karena nyonya tua tersebut adalah nenek dari seorang jenderal.
Tidak lama kemudian, sang jenderal yang gagah dan bertubuh tegap datang melayat dengan wajah penuh duka. Disibaknya kain penutup muka mendiang nenek tercinta.
Airmata orang besar itu meleleh. Namun ia bukan orang cengeng, ia pejuang. Didikan semasa militer membuatnya tidak berpikir lama untuk segera mengeluarkan titah tugas penting kepada seluruh anak buahnya: Tingkatkan kewaspadaan. Ini ancaman terhadap stabilitas negara!
Si kucing hitam mendadak raib, entah pergi kemana.
Banyak pengamat politik yang menduga si kucing telah dimunirkan demi mengubur memori kejadian misterius malam itu. Ada juga yang menyebutnya pengalihan isu-isu besar negara.
Sementara para praktisi paranormal atau parapsikologi terpecah dalam dua kubu.
Yang satu berteori bahwa si kucing hitam moksa seiring berakhir tugasnya mengawal sang nyonya tua di dunia. Yang lain menganggap si kucing hitam tidak pensiun bertugas, justru melanjutkan baktinya selama di dunia dengan turut mengawal sang majikan di alam abadi, sebagaimana kucing-kucing pengawal para raja Mesir kuno. Â Â Â
Jakarta, 3 Oktober 2020
Baca Juga: https://www.kompasiana.com/nursalam-ar/5f759e233faf6d69005ccaa3/kisah-para-janda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H