Namun, konon sang macan putih masih setia pada nalurinya sebagai macan penjaga.
Pernah sewaktu aku kelas tiga SD, seorang tetangga yang mengontrak rumah di tempatku menggigil ketakutan karena katanya semalaman ia mendengar auman macan di belakang rumahnya dan suara garukan kuku macan. Paginya didapati di pintu belakang rumahnya terdapat bekas cakaran kuku memanjang dan dalam. Persis seperti cakaran kuku macan.
Ayahku bilang itu perbuatan macan putih, dan si tetangga itu pasti punya niat jahat. Belakangan, setelah si pengontrak pindah rumah beberapa hari kemudian, diketahui ia sering mencuri barang-barang pengontrak rumah yang lain.
Menikah itu memperkaya
Demikianlah. Menikah memang membuat orang kaya. Setidaknya kaya wawasan dan kaya khazanah kisah.
Dari sang istri, aku jadi tahu kenapa orang-orang Kalianda, sewaktu aku bersilaturahmi Lebaran ke sana, mengharamkan makan daging kerbau albino atau kebo bule.
Konon Radin Inten yang merupakan leluhur orang-orang Kalianda pernah diselamatkan oleh seekor kebo bule ketika beliau tertembak oleh serdadu Belanda.
Waktu beliau tidak mampu berjalan lagi, seekor kebo bule mendekatinya dan menyilakan sang pahlawan naik ke punggungnya dan membawanya ke persembunyian yang aman. Sejak saat itu Radin Inten bersumpah bahwa ia dan anak keturunannya tidak akan memakan daging kebo bule seumur hidup.
Entah karena faktor sumpah keramat itu atau faktor sugesti, ibu mertuaku, yang asli Lampung, kabarnya menderita gatal-gatal hebat setelah menyantap sajian daging, yang disebut-sebut, kebo bule yang diberikan tetangga. Si tetangga alpa menyebutkan jenis daging kerbau yang dimasaknya.
Aku sendiri menghormati kepercayaan itu dalam batas-batas logika dan aqidah. Sehingga ketika istriku menderita gatal gatal hebat selepas kondangan di awal pernikahan kami, aku tak lantas menduga ada hidangan kebo bule dalam pesta tersebut.
Toh, akhirnya terbukti istriku menderita alergi karena menyantap sup asparagus kepiting. Ia memang alergi kepiting sejak kecil.