Nah, ketika seorang pejabat negara selevel Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nachrawi yang menggembar-gemborkan jargon populer namun salah kaprah tersebut, entah dengan motivasi mengangkat moril para atlet atau untuk tujuan yang lain, jargon itu pun memasuki jenis kesesatan kedua, yang sering disebut dengan istilah "argumentum ad populum".
Inilah bentuk sesat berpikir berupa penalaran yang diajukan untuk meyakinkan para pendengar dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat atau orang banyak.
Tidaklah penting pembuktian logis dalam hal ini, yang dipentingkan adalah menggugah perasaan atau simpati publik; membangkitkan semangat atau membakar emosi massa. Inilah tipikal penalaran khas politisi yang banyak dijumpai dalam pernyataan kalangan elite politik atau dalam kampanye politik, termasuk ajang pilkada dan pilpres.
Jadi, Anda masih percaya bahwa hasil tidak mengkhianati usaha? Jika ya, itu pertanda Anda masih sesat berpikir atau tidak percaya takdir Tuhan.
Jakarta, 18 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H