Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

5 Mitos Pembunuh Mimpi Penulis

10 Mei 2020   21:47 Diperbarui: 10 Mei 2020   22:03 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "Mengarang Itu Gampang" karya Arswendo Atmowiloto/Sumber: goodreads.com

Farid Gaban, seorang jurnalis dan penulis senior, menuliskan catatan ringannya setiap hari di harian Republika pada akhir 90-an. Nama rubriknya adalah Solilokui, artinya "perbincangan dengan diri sendiri", yang diserap dari bahasa Inggris "soliloquy". Sinonim lainnya adalah "senandika".

Isi rubrik itu cerita ringan yang kadang dikaitkan dengan kondisi sosial politik saat itu, yang di akhir era kekuasaan Orde Baru.

Gus Dur, seorang budayawan Indonesia yang kemudian menjadi presiden negara ini, di kolomnya pada majalah Tempo di era 80 sampai 90-an, juga sering menuliskan hal-hal receh yang dibungkusnya dengan humor dan kerap dikait-kaitkannya dengan kritik terhadap kekuasaan Orba.

Gus Dur yang penggemar sepak bola bisa dengan enteng menganalisis strategi catennacio-nya tim nasional Italia yang disangkutpautkan dengan cerita keseharian di rumahnya dan strategi budaya menghadapi represi Orba saat itu.

Sementara itu, cerita-cerita lucu yang diposting Raditya Dika di awal 2000-an di blog pribadinya pada akhirnya mengantarkannya menjadi seorang penulis dan komedian tunggal (stand-up comedian) terkemuka saat ini.

Menulis yang berbobot tidak selalu identik dengan menulis artikel politik atau hal-hal serius tentang filsafat atau keagamaan. Hal-hal receh pun, jika dikemas baik dan elok, akan dinilai berbobot juga nantinya.

Lantas, haruskah kita menulis yang berbobot?

Berbobot itu relatif, bermanfaat itu pasti. Itulah patokannya.

Mitos keempat: Menulis itu harus netral dan berimbang

Siapa bilang?

Yang berpendapat demikian tampaknya menganggap menulis itu hanya pekerjaan jurnalis atau wartawan yang memang terikat pada prinsip cover both sides, berimbang dalam menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun