Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Saat Politisi "Membunuh" KBBI

25 April 2020   15:31 Diperbarui: 25 April 2020   15:44 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Perang editan" di Wikipedia/Sumber: Wikipedia.com

Pada postingan Jokowi tertanggal 28 Juni 2017 tertulis: "Seperti Anda yang pulang kampung saat Idul Fitri, saya pun mudik di hari kedua Lebaran. Saya pulang ke Solo untuk sungkem kepada ibu, bertemu anak dan cucu, serta berbagi kebahagiaan dengan warga. Yang mudik tahun ini, apa kegiatan Anda di kampung halaman?"

Postingan Jokowi per 28 Juni 2017, saat
Postingan Jokowi per 28 Juni 2017, saat "Mudik" masih sohiban dengan "Pulang Kampung"/Sumber: Facebook.com

Postingan dengan puluhan ribu apresiasi dan komentar itu pertanda awalnya Jokowi juga memiliki atau menganut pemahaman yang sama dan sejalan dengan KBBI bahwa "mudik" dan "pulang kampung" itu sama saja, tiada yang berbeda.

Pertanyaannya kemudian, mengapa tiga tahun kemudian Jokowi berubah drastis dan tega "membunuh" KBBI?

Baca Juga: 5 Jurus Menulis ala Stephen King

Bahasa politisi

Cuitan Ivan Lanin beberapa tahun lalu, yang kembali ia cuitkan ulang dalam pekan ini, tampaknya sedikit banyak dapat menjawab pertanyaan tersebut di atas.

Ivan Lanin mencuitkan, "Untuk urusan pemaknaan, jangan cari di kamus. Serahkan pada politikus."

Ya, Ivan benar. Untuk urusan arti kata, Anda boleh saja mencarinya di kamus. Tetapi jika terkait pemaknaan, itu akan banyak tergantung pada masing-masing orang, sejauh mana ia ingin membatasi, memperluas atau bahkan mengubah pemaknaan suatu kata demi kepentingannya sendiri.

Dan kalangan politikus atau politisi (keduanya ada di KBBI) dapat dikatakan adalah kalangan yang paling senang bermain semantik atau mendominasi pemaknaan suatu kata demi kepentingan kekuasaan atau permainan politik. Upaya pendefinisian ulang suatu kata atau pemberian pemaknaan yang berbeda adalah bagian dari keterampilan dasar mereka.

Sama seperti penulisan sejarah, pemaknaan kata atau bahasa juga sedikit banyak ditentukan oleh peran penguasa pemerintahan dan kalangan politisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun