Sayangnya sampai sekarang belum ada klarifikasi atau penjelasan resmi dari pihak Istana, terutama Juru Bicara (Jubir) Istana Fajroel Rachman, tentang pernyataan Jokowi tersebut. Sebetulnya agak mengherankan juga karena biasanya Fajroel sigap tampil mendukung atau membantu menjelaskan setiap pernyataan atasannya tersebut.
Salah satunya, seperti pada akhir Maret 2020, ketika Jokowi melontarkan wacana Darurat Sipil, yang berbuntut keriuhan publik. Persis keesokan harinya, Fajroel, yang sering tampil sebagai orator saat masih menjadi aktivis mahasiswa hingga menjadi tahanan politik era Orde Baru, cekatan memberikan konteks atas pernyataan Jokowi kepada publik.
Matinya KBBI
Lontaran wacana "mudik versus pulang kampung" dari Jokowi pun bergema di lini masa media sosial. Terjadi keriuhan, dan juga perdebatan intelektual maupun non-intelektual (baca: debat kusir). Termasuk juga di beberapa grup Whatsapp (WA) kalangan praktisi bahasa yang saya ikuti. Bahkan ada yang menyatakan bahwa hari Rabu, 22 April 2020, adalah hari berkabung bagi kalangan linguis.
Ivan Lanin, salah satu linguis muda yang aktif mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial, turut menyuarakan keprihatinannya dengan mengubah foto profil akun Facebook (FB) miliknya dengan sebuah foto berlatar belakang hitam dengan tulisan "Kamus Sudah Mati".
Tampaknya itulah bentuk keprihatinan yang amat sangat dari sang evangelis bahasa Indonesia itu atas "pengkhianatan" penguasa terhadap Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang merupakan kamus pegangan dan rujukan, yang disusun oleh Pusat Bahasa yang notabene kepanjangan tangan pemerintah sendiri.
Kegaduhan juga terjadi di laman Wikipedia.
Beberapa kali saya mendapat kiriman tangkapan layar (screenshot) versi Wikipedia sebelum dan sesudah disunting atau diedit pada bagian kata "mudik". Hingga akhirnya pengelola Wikipedia terpaksa mengunci laman kata "mudik" untuk tidak bisa diedit lagi. Ada catatan yang disertakan pihak pengelola: "Artikel ini dikembalikan ke bentuk awal dan dikunci dari penyuntingan lebih lanjut karena terjadi perang suntingan yang berlarut-larut. Selama dikunci, Anda tetap bisa mengusulkan perubahan lewat halaman pembicaraan."
Dalam "kamus pribadi" Jokowi yang terungkap via postingan status FB dari akun resmi Presiden Joko Widodo, yang banyak diposting ulang berbagai kalangan, juga tampak perubahan signifikan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!