Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Andi Taufan dan Patahnya Teori "Orang Baik"

15 April 2020   22:24 Diperbarui: 15 April 2020   22:34 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nurcholish Madjid alias Cak Nur/Sumber: nurcholishmadjid.org

Kalangan Istana, terutama Presiden Jokowi, tampaknya memilih para stafsus milenial tersebut berdasarkan landasan teori "Orang Baik".

Sebagaimana premis yang dipegang kuat bahwa "orang baik pilih orang baik", Jokowi pun memilih anak-anak muda generasi milenial dengan rekam jejak lurus dan berprestasi di bidangnya masing-masing dalam kategori usia rata-rata di bawah atau awal 30-an tahun.

Kalangan Istana sepertinya lupa kelanjutan kalimat dari pernyataan Lord Acton, yang teramat populer dikutip orang, dalam surat panjangnya kepada Uskup Creighton pada 1887 tersebut.

Kalimat selanjutnya dari perkataan Lord Acton adalah "Power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely. Great men are almost always bad men, even when they exercise influence and not authority".

Kekuasaan itu cenderung untuk korup, dan kekuasaan yang mutlak atau absolut korup semutlak-mutlaknya. Orang baik juga hampir seluruhnya merupakan orang jahat, meskipun ketika mereka menggunakan pengaruh mereka dan bukan kewenangan mereka.

Dan, sesuai implikasi dari pernyataan Lord Acton, kekuasaan itu perlu dibatasi.

Jika semangat trias politica ala Montesquieu tidak bisa diadopsi sepenuhnya, setidaknya mereka perlu merenungkan perkataan populer sang adiwira Spiderman, "Great power comes with great responsibility." Kekuasaan atau kekuatan yang besar datang disertai tanggung jawab yang juga besar.

Alhasil, sekadar baik saja tidak cukup. Seseorang bisa saja merupakan orang baik bagi keluarganya, akan tetapi belum tentu ia orang yang baik bagi jenjang lingkungan yang lebih besar atau bagi negara dan bangsanya.

Bisa jadi ia berubah menjadi orang paling jahat jika tidak diawasi dengan baik, terlebih lagi jika tidak memiliki kesadaran akan besarnya beban tanggung jawab yang dipikulnya. Atau, jika ia dikelilingi orang-orang yang tidak baik atau terkungkung dalam lingkungan yang tidak baik.

Dengan sendirinya teori "orang baik" terpatahkan sudah.

Dalam hal ini, teori "kereta perubahan" dari mendiang Cak Nur atau Nurcholish Madjid bahwa kurang lebih "yang penting adalah jalur rel dan sistem yang benar; jadi, siapa pun masinisnya, kereta akan tetap berjalan lurus sesuai tujuan akhir" justru lebih tepat dan lebih komprehensif dalam konteks kepemimpinan dan pergerakan perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun