Saat ini patut diakui kondisi sosial psikologis masyarakat yang mulai frustrasi dengan pandemi virus Korona. Belum lagi mereka telah banyak menderita kerugian ekonomi antara lain akibat pembatasan sosial (social distancing) atau bahkan karantina lokal (local lockdown) di berbagai daerah.
Diperburuk dengan kondisi ekonomi yang bergejolak yakni kenaikan kurs Dolar AS hingga 16 ribuan Rupiah yang berdampak pada lonjakan harga sembako dan ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah yang dianggap lamban dan terlambat bergerak mengatasi pandemi COVID-19 (yang awalnya justru meremehkan), kombinasi semua itu memang rentan terhadap provokasi dan agitasi untuk menggoyahkan stabilitas keamanan dan termasuk stabilitas kekuasaan. Potensi kerawanan inilah yang tampaknya diendus BIN dalam kaitan tugasnya sebagai telik sandi negara.
Hanya waktulah yang kelak akan mengonfirmasikan apakah wacana Darurat Sipil pada akhirnya hanya sebagai wacana belaka atau justru terpaksa diberlakukan yang tak mustahil berujung pada Darurat Militer yang merupakan sinyal merah bagi rezim penguasa di mana pun di seluruh dunia.
Jakarta, 8 April 2020
Baca juga: Tegal Lockdown dan Makdikipe Korona
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H