Dalam konteks politis, bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kini posisinya terjepit antara aspirasi Jakarta Lockdown dari masyarakat terkait kondisi kotanya yang memburuk dan tekanan pemerintah pusat yang lebih memilih social distancing yang cenderung tidak efektif karena tingkat kedisiplinan warga yang rendah, hal ini cukup memberikan ruang untuk mendesakkan dan mengeksekusi wacana Jakarta Lockdown sesegera mungkin.
Jika semakin banyak daerah seperti Kota Tegal yang mengimplementasikan local lockdown di berbagai wilayah di Indonesia, sedikit banyak hal itu akan memaksa pemerintah pusat untuk setidaknya mempertimbangkan wacana lockdown berskala nasional, yang pada awalnya ditolak mentah-mentah.
Jika saja Anies Baswedan mau dan lebih lihai memainkan kartu trufnya sebagai ketua umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) periode 2019-2023 (yang, dalam proses pemilihannya, sukses menumbangkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang notabene relatif lebih dekat dengan Presiden Jokowi) untuk menggalang gerakan Local Lockdown berskala nasional bersama para kolega kepala daerahnya, tak pelak wacana National Lockdown atau karantina (wilayah) nasional tidak bisa lagi diremehkan.
Kendati, sejujurnya, dibandingkan negara-negara Asia lainnya yang lebih awal dan lebih tegas mengarantina negaranya seperti India, Singapura, Filipina dan Malaysia, Indonesia agak terlambat.Â
Tapi, bukankah better late than never? Lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Karena perkara wabah virus Korona saat ini tidak lagi terkait urusan ekonomi atau devisa semata, tetapi urusan nyawa manusia, yang tak bisa ditabung atau dicari jika sudah sirna.
Terlebih lagi, berdasarkan rekomendasi dari Tim Ahli Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) kepada Bappenas, jika tidak ada intervensi negara yang lebih tegas, maka diestimasikan bakal ada 2,5 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi virus Korona.
Kelak dalam catatan sejarah dan memori publik bangsa Indonesia, Presiden Jokowi akan dikenang dalam upayanya memimpin negara ini menghadapi pandemi COVID-19 ini. Kini tinggal Jokowi yang memilih hendak dikenang seperti apa.
Jakarta, 29 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H